Senin, 15 Oktober 2018

Urur Spasmodik Tortukolis


SPASMODIK TORTIKOLIS

Spasmodik Tortikolis, biasanya hanya disebut tortikolis atau dikenal di masyarakat sebagai kaku leher berasal dari bahasa Yunani: tortus yang artinya terputar dan collum yang artinya leher. Tortikolis merupakan penyakit yang sering terjadi saat bangun tidur dengan posisi dagu yang tidak sejajar dengan tulang dada paling atas dan depan, sehingga dagu hanya bias miring ke kiri atau ke kanan saja.

Faktor resiko dari tortikolis ini adalah:
1.       Pergerakan yang berlebihan dan tidak biasa pada leher saat tidur atau saat beraktivitas sehingga menyebabkan cedera atau terkilir pada otot leher dan tulang rawan sendi.

2.       Penggunaan bantal yang terlalu tinggi, yang menyebabkan otot leher dan pundak akan tertekan, dalam waktu yang lama akan menyebabkan otot leher menjadi kaku dan pegal.

3.       Olahraga yang berlebihan. Leher dan pundak yang tidak biasa melakukan gerakan tertentu, bila dipaksakan bergerak dalam jangka waktu yang lama, akan menimbulkan nyeri dan tegang pada tengkuk. Setelah beberapa jam, maka leher akan terasa semakin kaku.

4.       Suhu; tortikolis juga bias terjadi jika tengkuk terpapar suhu dingin dan angin dalam waktu yang relatif lama.

5.       Tortikolis bawaan umumnya memiliki faktor resiko berupa trauma saat lahir dan malposisi di dalam lahir sehingga bayi yang lahir memiliki ketidakseimbangan posisi kepala.
Tortikolis sebaiknya diobati karena akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Pengobatan tortikolis dapat dilakukan dengan terapi fisik, pemijatan, akupuntur, obat-obatan pengendur otot,dan pembedahan.

Untuk pencegahan, ada beberapa hal yang harus dilakukan :
1.      Pencegahan Primer
a.       Memperhatikan posisi tubuh saat tidur. Upaya yang bisa dilakukan berupa penggunaan bantal dengan tinggi yang sesuai, usahakan tidur tidak dalam satu posisi secara berketerusan, tapi dengan banyak posisi, misalnya telentang dan menyamping. Upaya lain seperti tidur dengan alas yang nyaman.

b.      Menghindari olahraga yang cukup keras pada leher dan pundak. Pemanasan ringan sebelum olahraga sangat dianjurkan untuk menghindari tegang dan nyeri pada otot leher dan pundak.

c.       Menghindari keterpaparan suhu dingin dan angin dalam waktu yang lama. Penggunaan kipas angin dianjurkan tidak langsung menghadap ke badan.

d.      Hindari posisi leher yang tetap dalam waktu yang lama. Saat di depan computer atau saat belajar, seseorang terkadang lupa untuk merenggangkan otot lehernya. Akibatnya, leher dan pundak menjadi kaku.
e.       Pada tortikolis bawaan, pencegahan dapat dilakukan dengan pemeriksaan yang rutin sehingga saat ditemukan kelainan posisi bayi, maka segera dilakukan reposisi dan persiapan mengenai apa yang harus dilakukan bila bayi lahir kelak.

2.      Pencegahan Sekunder
a.       Memberikan obat gosok atau balsam untuk mengurangi ketegangan otot, dan mengurangi rasa nyeri. Mengompres dengan air hangat juga dapat membantu untuk merelaksasikan otot-otot leher dan pundak.

b.      Melakukan pijatan-pijatan ringan untuk mengurangi kaku pada leher dan pundak. Namun, upaya ini perlu hati-hati karena pemijatan yang salah bisa memperburuk keadaan.Bila perlu, lakukan akupuntur.

c.       Pada bayi, lakukan latihan peregangan dengan menyeimbangkan posisi leher bayi. Latihan ini memerlukan petunjuk dari medis. Perhatikan posisi menyusu. Ini juga dapat membantu menyeimbangkan leher bayi yang tortikolis. Bila leher agak miring ke kanan, maka upayakan menyusu ke arah kiri, begitu pula sebaliknya.

3.      Pencegahan Tersier
a.       Rasa kaku yang berlangsung terlalu lama harus segera dikonsultasikan kepada medis untuk melihat perkembangan otot leher. Radiologis dan pemeriksaan fisik adalah upaya yang harus dijalani.

b.      Pembedahan. Pembedahan yang dilakukan untuk tortikolis cukup sederhana dan pasien bias langsung pulang setelah operasi. Garis sayatan relative minimal sekitar 4 cm dan menjadi halus setelah beberapa bulan. Otot yang sudah memendek dibebaskan sehingga leher dapat bebas bergerak. Setelah operasi, pasien harus mengenakan helm khusus selama beberapa bulan dan tetap menjalani latihan fisik untuk mempertahankan hasil operasi.

c.       Pada bayi dan batita, bila latihan peregangan tidak membuahkan hasil sampai usia menjelang 12 bulan, perlu koreksi berupa tindakan bedah yang hanya bisa dilakukan pada usia 12-18 bulan.

Referensi :
Admin. 2011. Tortikolis Spasmodik. Diakses pada  http://reyhealthblogspotcom/2011/11/tortikolis-spasmodik.html. 6/10/12.
Admin. 2009. Spasmodik Tortikolis. Diakses pada http://idmgarutwordpresscom/2009/01/29/spasmodik-tortikolis/. 6/10/12
Akmal, Mutaroh, Zely  Indahan  dkk.. 2010. Ensiklopedi Kesehatan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Source ini ceritarahmi blogspot

Urut spasmodik tortikolis ;

Rumah Sehat Thera Afiat
Jln. Kelapa Sawit Raya Blok Dd No.15
Kelapa Gading.
Jakarta utara.
Telp.   08111494599
087883171247
Ibu Sholeh +62 896-2697-9941

Tidak ada komentar:

Posting Komentar