Jumat, 21 Oktober 2016

Terapi Trigger Point


Accupressure Trigger Point

Apa itu Terapi Trigger Point?
Trigger point adalah “otot kejang” yang dapat muncul pada lapisan myofascial yang mengelilingi otot rangka. Trigger point adalah serat otot yang sangat terkontraksi sehingga menyebabkan nyeri luar biasa pada daerah munculnya trigger point dan dapat menyebabkan kejang otot yang menyebabkan nyeri pada bagian tubuh lainnya.

Konsep trigger point belum diterima secara luas oleh kalangan medis karena penelitiannya masih terbatas. Namun, beberapa cabang kedokteran telah menganut konsep trigger point dan telah mengembangkan metode untuk meringankan gejalanya, seperti nyeri. Metode ini secara keseluruhan disebut sebagai terapi trigger point. Saat ini, ahli terapi fisik, ahli tulang, ahli pijat, dan praktisi osteopatik mempraktikan terapi ini.

Konsep dasar di balik terapi trigger point adalah untuk meringankan sakit yang tidak tertahankan. Bukan rahasia bahwa banyak kasus di mana dokter gagal menentukan atau mendiagnosia penyebab sakit yang pasti. Beberapa kasus tersebut mungkin akibat salah diagnosis, dan perawatannya telah gagal untuk meringankan kondisi tersebut.

Kasus-kasus ini lah yang menjadi alasan trigger point mungkin memiliki peran besar dalam perkembangan penyakit. Kemudian, terapi trigger point digunakan untuk mengurangi gejala dan dalam banyak kasus meningkatkan tingkat keberhasilan.

Kebanyakan nyeri otot sebenarnya disebabkan oleh trigger point, yang dibagi menjadi aktif atau laten. Trigger point aktif menyebabkan kondisi yang disebut nyeri, yang diartikan sebagai nyeri tidak pada trigger point namun pada trigger point lainnya yang berkaitan. Di sisi lain, trigger point laten tidak menimbulkan rasa sakit. Seabilknya, kondisi ini menyebabkan otot lemah dan gerakan anggota badan menjadi terbatas.

Ahli terapi trigger point terlatih mampu menemukan trigger point yang terserang dan benar-benar menyebabkan sakit kronis parah.

Siapa yang Harus Menjalani Terapi Trigger Point dan Hasil yang Diharapkan
Meski banyak pusat pemijatan dan kesehatan menawarkan terapi trigger point dan meski siapapun dapat dengan mudah merasakan manfaatnya, metode ini sangat dianjurkan untuk pasien yang memiliki rasa sakit sebagai keluhan utamanya namun dokter telah gagal memberikan diagnosis yang akurat atau bentuk perawatan yang efektif.

Kebanyakan pasien dari metode ini telah merasakan sakit selama bertahun-tahun. Beberapa dari mereka akhirnya memutuskan untuk membiarkannya dan hidup tanpa menghilangkannya.

Penting untuk memahami bahwa saat ini tidak banyak penelitian ilmiah yang membuktikan atau menyangkal konsep trigger point. Beberapa orang mengklaim sakit kronisnya telah pulih oleh terapi trigger point, namun terapi ini tidak memberikan jaminan metodenya bekerja untuk semua orang.

Terapi titik pemicu mengobati orang dengan cara yang berbeda. Beberapa orang mungkin melihat langsung efeknya, sementara mungkin diperlukan tiga sesi atau lebih untuk orang lain untuk mendapatkan hasil yang terbatas. Menurut ahli terapi trigger point yang terkenal, pola keberhasilan yang berbeda dapat disebabkan oleh kondisi pasien.

Jika pasien memiliki sakit kronis selama bertahun-tahun, ada kemungkinan terdapat lebih dari satu trigger point yang terserang. Menghilangkan rasa sakit pada satu trigger point hanya akan memperparah rasa sakit pada trigger point lainnya, yang menjadi alasan mengapa terapi trigger point dapat berlangsung lama untuk memberikan hasil maksimal.

Cara Kerja Terapi Trigger Point
Terdapat berbagai macam otot dalam tubuh. Trigger point adalah yang tersebar di seluruh otot. Setiap trigger point berkaitan dengan trigger point lainnya, yang berarti ketika satu trigger point aktif, yang berarti trigger point lainnya yang berada pada bagian tubuh lain dapat menyebabkan rasa sakit.

Misalnya, trigger point yang terletak pada otot punggung, yang juga dikenal sebagai latisimus dorsi, dapat menyebabkan rasa sakit pada tangan. Oleh karena itu, menerapkan tekanan (memijat) pada trigger point di latisimus dorsi akan mengurangi rasa sakit pada tangan.

Jumlah tekanan yang dibutuhkan berbedara dari satu orang dengan orang lainnya. Beberapa orang hanya membutuhkan sedikit tekanan, sementara yang lainnya membutuhkan lebih banyak tekanan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Terapi trigger point biasanya dilakukan oleh ahli terlatih. Namun, dengan sedikit pelatihan, penderita juga dapat melakukan terapi ini di rumah. Banyak buku dan sumber online yang memberikan pelajaran tata cara melakukan “self-help” tindakan terapi trigger point. Ada juga beberapa pusat pembelajaran yang menawarkan kursus terapi jenis ini.

Kemungkinan Komplikasi dan Risiko Terapi Trigger Point
Risiko menjalani terapi trigger point tanpa menjalani pemeriksaan medis menyeluruh adalah Anda mungkin dapat salah mendiagnosa kondisi dan tidak mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.

Penting untuk mencoba seluruh sumber dan saluran medis sebelum mempertimbangkan terapi trigger point. Jika dokter gagal untuk memberikan diagnosis atau pengobatan yang akurat untuk penyakit Anda, maka Anda dapat mempertimbangkan terapi trigger point.

Beberapa ahli terapi trigger point dapat menggunakan obat intravena selama terapi. Jika ahli terapi tidak memiliki gelar dokter, sebaiknya menghindari penggunaan obat tersebut. Obat yang disuntikkan langsung ke dalam pembuluh darah atau trigger point akan memperlihatkan efeknya dengan cepat, sehingga Anda perlu memastikan bahwa ahli terapi Anda merupakan dokter ahli yang memenuhi syarat.

Komplikasi lainnya dari suntikan pada trigger point termasuk infeksi kulit, kerusakan jarum, terbentuknya hematoma, dan pneumotoraks.

Jika Anda berniat untuk berlatih teknik self-help, Anda harus menyadari bahwa pelatihan ini melibatkan penerapan sejumlah tekanan yang tepusat pada lokasi yang berbeda, yang sebagian besarnya berada pada punggung. Tanpa pelatihan yang tepat, Anda dapat berisiko melakukan tekanan pada lokasi yang salah dan memperpanjang periode kondisi Anda. Dengan melakukannya, tindakan tersebut dapat mengakibatkan komplikasi lainnya, seperti memar atau kerusakan saraf.

Anda juga harus menyadari bahwa menyuntikkan obat penghilang sakit ke trigger point bukanlah tindakan self-help. Meskin munkin tampak seperti proses yang mudah, suntikan dapat menyebabkan komplikasi yang serius, yang menjadi alasan mengapa sebaiknya Anda memilih terapis ahli yang terlatih untuk menganalisis kondisi Anda dan memutuskan apakah Anda perlu suntikan obat.

Misalnya, jika Anda memutuskan suntikan akan mengurangi rasa sakit pada trigger point yang terletak pada lumborum persegi empat bagian atas, Anda harus menyadari bahwa daerah ini sangat dekat dengan ginjal. Jika Anda belum terlatih dalam mengatasi suntikan obat, terdapat kemungkinan Anda dapat merusak ginjal Anda, yang dapat menyebabkan gagal ginjal.

Rujukan:

American Family Physician

Http://pemijit.blogspot.com

Ingin terapi trigger point?
Hubungi rumah Sehat Thera Afiat
Jl kelapa sawit raya blok DD no 15
Kelapa Gading
Jakarta utara
Telp 08111494599

Kamis, 06 Oktober 2016

Menangani Orang Kesleo atau Jatuh


Herbal untuk kesleo atau pasca jatuh

Jatuh adalah keadaan tubuh tidak lagi bisa menopang dengan seimbang karena suatu hal.

Banyak hal yang menjadi penyebab, diantaranya kondisi tidak seimbang ini akan melibatkan :

1. jaringan ikat, bisa jadi tendo atau jaringan di sendi
2. otot
3. tulang
4. pembuluh darah
5. organ tubuh yang lain

Pada keadaan memar maka akan tampak tanda
1. merah
2. panas
3. nyeri
4. kelainan fungsi
5. pembengkakan

Kelima unsur di atas juga bisa dipakai untuk evaluasi progres memar atau kesleo.

HATI HATI untuk menentukan apakah sendi atau tulang aman aman saja.

Pertama JANGAN PANIK...jika kesleo mengenai pergelangan kaki, harus diperiksa apakah ada luka terbuka atau tidak.

Maka penanganan secara mudah di rumah dengan mengurangi tanda tanda yang nampak dan membuat tidak nyaman, merah, panas, nyeri dan pembengkanan dapat dikurangi dengan memberikan kompres dingin di luarnya dengan catatan tidak ada luka terbuka.

Kompres dingin berupa apa?
Es yang dibungkus kain, atau daun sambung nyawa yang ditumbuk dan diborehkan, bisa juga daun sirih ditumbuk dan diborehkan.

Prinsipnya adalah mendinginkan kulit yang panas dan kemungkinan terjadi pecah pembuluh darah di dalam.

Bagaimana dengan kelainan fungsinya?

Dicoba menggerakkan pergelangan kaki sesuai dengan gerakan kaki pada umumnya, gerakkan ke kanan kiri ke arah punggung kaki dan ke arah telapak kaki. Jika aman sambil terus dikompres utk mengurangi rasa tak nyaman tetap dipantau, setelah nyeri berkurang tes gerak lagi. Jangan telalu puas setelah nampak baik baik saja, dan jangan terlalu cemas karena kekawatiran yang tinggi. Jika punya rekan terapis akupresure, akupunktur silahkan bisa dilanjutkan setelah pertolongan pertama dilakukan.

Jika ada kecurigaan terjadi trauma di dalam jaringan sehingga membuat sangat kesakitan, sama sekali tidak bergerak, segera ke RS untuk bisa di cek ke dokter utk analisa dan treatment lebih jauh. (Dr.Prapti Utami)

 Http://pemijit.blogspot.com
Http://theraafiat.blogspot.com

Rumah Sehat Thera Afiat
Jl. Kelapa Sawit Raya Blok DD no.15
Kelapa Gading
Jakarta Utara
Telp/wa 08111494599
087883171247

Rabu, 05 Oktober 2016

Trigger point atau Titik Picu


Trigger Point (titik cetus/titik picu) merupakan faktor besar penyebab timbulnya ganguan/penyakit otot rangka (musculoskeletal disorder) yang sayangnya sering salah didiagnosa.

Kesalahan interpretasi ini mengakibatkan kasus-kasus Trigger Point tidak tertangani secara tepat (David Simons, 2003).

Banyak keluhan2 nyeri yg berasal dari otot namun salah di anggap sebagai keluhan nyeri yg berasal dari syaraf, sendi, atau tulang, karena kurangnya interes /ketertarikan di bidang ini.

Misal :
keluhan ischialgia banyak yg didiagnosa berasal dari spondylosis atau HNP (Hernia Nucleus Pulposus)

Keluhan nyeri leher apalagi yang menjalar ke tangan dan lengan didiagnosa sebagai Cervical Root Syndrom.

Padahal banyak jenis nyeri seperti di atas dan juga nyeri abdominal, epigastric atau seperti nyeri anginal yang bersangkutan dengan Myofascial Trigger Points Syndrome (MTPS).

Acupresur Trigger point berbeda dengan akupresur tradisional yg memakai konsep ilmu TCM, yg hanya berdasarkan teori yin-yang dan 5 unsur.

ATP (Akupersur trigger point) lebih banyak mengacu mencari penyebab sumber utama yaitu masalah di serat otot (muscle fiber) yg terjadi kontraksi/pemendekan yg akhirnya membentuk otot  tersimpul (muscle knots) membentuk nodul, yang memicu sumbernya rasa hypersensitif & nyeri yg bisa menjalar ketempat  lain yg lebih jauh (reffered pain) sebagai symptomnya.

Dengan melakukan teknik merelease dngan pijatan teknik akupresur pada jaringan myofascial, maka nodul itu akan terurai dan otot normal, sehingga sumber utama terselesaikan. (Nur Choliq)

 Http://pemijit.blogspot.com
Http://theraafiat.blogspot.com

Rumah Sehat Thera Afiat
Jl. Kelapa Sawit Raya Blok DD no.15
Kelapa Gading
Jakarta Utara
Telp/wa 08111494599
087883171247

Selasa, 04 Oktober 2016

Ischialgia


Ischialgia
Ischialgia merupakan suatu kondisi dimana syaraf ischiadikus yang mempersyarafi daerah bokong sampai kaki terjepit. Masyarakat awam umumnya menginterpretasikan ischialgia sebagai rasa nyeri pada bagian bokong. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

Ischialgia diskogenik: seperti pada penderita hernia nukleus pulposus (HNP).

Ischialgia mekanik: seperti pada penderita spondiloarthrosis, patah tulang panggul, penyakit radang panggul, dsb.

Ischialgia non-mekanik: radikulitis tuberkulosa, neuropati rematik, neuropati diabetik, dsb.

Gejala yang sering ditimbulkan akibat ischialgia adalah rasa nyeri/ kaku/ seperti kesetrum di punggung bawah atau bokong, dapat menjalar ke daerah paha betis, bahkan kaki. Nyeri ini sering diprovokasi karena aktifitas berat, membungkuk, atau mengangkat barang berat.

Pada kondisi yang lebih berat dapat menimbulkan mati rasa atau kelemahan otot tungkai bawah, gangguan buang air, dan fungsi seksual. Jika Anda mengalami kondisi tersebut, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter spesialis syaraf.

Umumnya, terapis  akan menanyakan riwayat kesehatan Anda dan melakukan pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan syaraf. Jika diperlukan, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang, seperti rontgen tulang punggung (rontgen tidak boleh dilakukan tanpa indikasi medis terutama saat hamil), myelografi, CT scan, atau MRI.

Penanganan selanjutnya sesuai dengan kondisi yang mendasari, di antaranya:
Terapi farmakologis: pemberian obat anti-nyeri, NSAID, muscle relaxant
Terapi rehabilitasi: diatermi, elektroterapi, traksi lumbal, pemakaian korset lumbal, pemakaian alat bantu jalan, dsb.

Terapi okupasi: edukasi mengenai proper body mechanic, dsb.

Pembedahan: dilakukan pada kasus berat yang tidak dapat diatasi dengan terapi farmakologis dan rehabilitasi
Ischialgia dapat pula muncul saat kehamilan karena berat janin yang menekan syaraf ibu terutama pada saat duduk atau berdiri terlalu lama.

Hal ini umumnya tidak menyebabkan gangguan serius baik pada ibu maupun janin. Namun, rasa nyeri, kesemutan, atau mati rasa yang dialami ibu dapat menyebabkan ibu kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Untuk menyikapinya, Anda dapat melakukan beberapa tips berikut ini:

Berolahraga secara teratur (berenang, bersepeda, jalan kaki) dan lakukan senam punggung (back exercise) secara rutin untuk memperkuat otot-otot punggung.

Jaga berat badan ideal
Hindari aktifitas fisik yang berlebihan, seperti terlalu banyak membungkukkan badan, mengangkat barang berat, berdiri terlalu lama
Segera istirahat jika Anda merasakan nyeri saat berdiri atau berjalan.

Posisikan postur tubuh dengan baik (gunakan bantal yang tidak terlalu tinggi saat tidur, ubah posisi duduk secara teratur minimal 1 jam sekali, seimbangkan berat tubuh pada kedua kaki saat berdiri, dsb.)

Gunakan sepatu datar dengan bantalan pada alasnya untuk mengurangi tekanan pada punggung
Hindari stres, ketegangan, dan kecemasan.

Untuk mengurangi nyeri, Anda dapat mengkonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas di pasaran seperti paracetamol, ibuprofen, atau asam mefenamat (penggunaan obat anti nyeri dalam kondisi hamil harus di bawah pengawasan dokter).

Untuk ischialgia penyembuhan secara tradisional bisa dilakukan dengan urut dikombinasikan dengan moksibusi, hubungi :

Http://theraafiat.blogspot.com

Rumah Sehat Thera Afiat
Jl. Kelapa Sawit Raya Blok DD no.15
Kelapa Gading
Jakarta Utara
Telp/wa 08111494599
087883171247

Minggu, 02 Oktober 2016

Deteksi Gejala stroke


Gejala stroke

F A S T...
Cara deteksi dini gejala Stroke :

1. F (Face)...wajah, apabila terlihat wajah yang tidak semestinya, ada rasa kebas2 dimuka, mulut 'menyong' dll.
2. A ( Arm)..Lengan, apabila satu lengan atau kedua2nya tidak dapat digerakkan / diangkat keatas..
3. S ( Speak ) bicara..tidak jelas atau cadel..
4. T ( Time)..apabila menemui hal-hal tersebut maka SEGERA lah Orang tsb ke UGD.
Semoga ada manfaat ..

 http://theraafiat.blogspot.co.id/2016/09/gejala-stroke.html?m=1

Http://bekammedik.blogspot.com
Http://theraafiat.blogspot.com

Rumah Sehat Thera Afiat
Jl. Kelapa Sawit Raya Blok DD no.15
Kelapa Gading
Jakarta Utara
Telp/wa 08111494599
087883171247

Fibrosis atau Otot Mengkerut


Cara Mengatasi Otot Kaki Yang Kaku

Cara Mengatasi Otot Kaki Yang Kaku
Otot kaki yang kaku memang tidak mengenakkan. Berbagai pergerakan akan terhambat dengan situasi otot kaki yang kaku. Otot kaki yang kaku juga dapat mendatangkan komplikasi penyakit lainnya, seperti rematik, encok hingga gangguan perut dan pernapasan. cara-mengatasi-otot-kaki-yang-kakuOleh karena itu, tidak salah bila sedari dini Anda mengetahui cara mengatasi otot kaki yang kaku.

Cara Melemaskan Otot Kaki

Cara mengatasi otot kaki yang kaku salah satunya dapat dilakukan dengan metode pelemasan. Otot kaki yang kaku atau yang dalam bahasa ilmiah dikenal juga dengan istilah ‘Fibrosis’ umumnya disebabkan oleh pergerakan darah yang kurang lancar. Boleh jadi hal itu dipicu oleh tubuh yang kurang bergerak. Untuk membuat otot kaki agar kembali lentur seperti biasanya dapat dilakukan dengan melakukan dengan dua cara berikut.

1. Pemijatan

Pemijatan dilakukan khusus untuk kasus fibrosis alias otot mengkerut/kaku karena cedera, salah urat dan salah berjalan dapat dilakukan pada beberapa bagian kaki seperti belakang paha, paha depan, lutut, betis, pinggang, pantat, bagian engkel ke bawah serta bagian telapak kaki.

Cara pemijatan yang dianjurkan adalah dengan memijit dan memutar-mutar bagian yang terkena fibrosis. Tujuannya adalah untuk mencairkan darah yang menggumpal pada bagian otot yang mengkerut/kaku tersebut. Pemijatan dapat dilakukan selama beberapa menit, sangat dianjurkan untuk memijat otot kaki yang kaku berawal dari bagian pinggang hingga ke ujung jari. Boleh jadi kekakuan yang dialami otot kaki awalnya bersumber dari tersumbatnya darah pada bagian pinggang, lutut hingga engkel kaki. Sebaiknya cara memijit dilakukan se arah ke bagian badan/kembali ke aliran jantung.

2. Latihan pelemasan

Latihan pelemasan dapat dilakukan sebagai upaya menjaga fleksibelitas otot kaki. Cara ini tergolong kepada pencegahan agar otot kaki tidak kaku. Pelemasan dapat dilakukan sambil berbaring, telungkup, duduk dan berdiri. Cara melakukan peleamasan ini sangat sederhana. Lakukan gerakan peregangan seperti pemanasan biasa selama 15menit per hari.

Cara Melenturkan Otot Paha Belakang (Harmstring)

Kaku pada otot paha belakang paling sering dialami olahragawan, khususnya para pemain bola, pemain badminton, sprinter, senam dan berbagai jenis olahraga yang mengedepankan fungsi kaki sebagai instrumen utama. Apabila Anda mengalami cedera harmstring, maka cara mengobati otot kaki yang kaku pada bagian tersebut adalah berupa pelatihan otot paha belakang secara mandiri. Berikut beberapa langkah pelatihan otot paha belakang tersebut.

1. Melatih kelenturan harmstring dengan handuk

Caranya:

– Baringkan diri di lantai yang datar dengan kedua kaki lurus ke depan dan kedua lengan berada pada kedua sisi tubuh.

– Tekuk lutut kanan lalu biarkan telapak kaki kanan tetap di lantai.

– Kaitkan handuk di telapak kaki kiri yang sebelumnya sudah ditekuk 45%. Pegang kedua ujung handuk tersebut.

– Pelan-pelan, kedua ujung handuk itu ditarik sembari merenggangkan kaki kiri tegak lurus ke atas.

– Anda hanya perlu mengulangi gerakan yang sama untuk kaki yang lain. Lakukan hal ini dalam 10 menit.

2. Melatih kelenturan sambil berdiri

Caranya:

– Siapkan sebuah kursi biasa, lalu posisikan tubuh berdiri dengan kedua kaki renggang selebar bahu.

– Letakkan tumit Anda pada injakan kursi, lalu dekatkan tubuh ke penyangga kursi sehingga akan terlihat tegak lurus.

– Ulangi langkah tersebut bergantian dengan kaki yang lain.

3. Melatih kelenturan dengan pose berjongkok

Caranya:

– Posisikan tubuh berdiri dengan kedua kaki membuka selebar bahu.

– Pelan-pelan tekuk kedua lutut anda ke posisi hendak ‘setengah berjongkok.;

– Pada saat mulai turun berjongkok, punggung harus tetap lurus.

– Setelah berjongkok dengan bahu tetap lurus, tahan selama 10 detik, lalu pelan-pelan kembali lepaskan/berdiri seperti biasa.

4. Melatih kelenturan dengan pose bukit

Caranya:

– Posisi ini semirip posisi binatang berjalan. Posisi tubuh akan bertumpu pada 4 titik yang siap menyangga bobot badan. Kedua telapak tangan dan kedua telapak kaki bertumpu pada lantai. Jaraknya selebar bahu.

– Pastikan jari-jari kaki mengarah ke depan.

– Pastikan juga telapak tangan menumpu ke lantai sambil pelan-pelan menarik pinggul ke atas.

– Setelah melakukan tarikan seperti itu, tubuh akan terlihat menghadap ke bawah berbentuk huruf “V” yang terbalik.

– Dengan posisi terakhir, pastikan kedua telapak tangan bertumpu pada lantai sambil memanjangkan harmstring dan otot pinggang.

– Tahan pose tubuh tersebut selama 25 detik, lalu kembalikan ke posisi semula secara pelan-pelan.

Bila Otot Kaki Kram

Kram pada kaki adalah sejenis gangguan nyeri pada bagian kaki yang disebabkan oleh kontraksi yang terlalu keras pada otot kaki. Kram otot kaki terjadi pada saat posisi otot dalam keadaan mengkerut yang terkontraksi secara keras. Umumnya, kram pada kaki biasa terjadi pada area otot betis bawah dan sendi di belakang lutut.

Kram kaki juga dapat disebabkan oleh efek samping penggunaan obat seperti diuretic, salbutamol, statins dan nicotinic acid. Kram pada kaki bisa juga disebabkan karena dehidrasi, ketidakseimbangan zat garam dalam darah, kehamilan, permasalahan kelenjar tiroid, sirosis hati, gangguan saraf serta penyempitan arteri kaki.

Untuk mencegah dan cara mengobati otot kaki yang kaku karena kram sebaiknya dilakukan dengan memperbanyak konsumsi air putih dan makanan berkalsium, potassium dan magnesium. Tidak kalah pentingnya, berjalan minimal 10 ribu langkah setiap hari dapat mencegah terjadinya kram pada kaki. Selain itu, Anda juga bisa mempraktekkan beberapa cara di atas secara rutin.

Beberapa cara mengatasi otot kaki yang kaku di atas dapat dilakukan secara mandiri tanpa bantuan medis dan asupan obat-obatan kimia. Jadi, pengobatan dengan cara tersebut sangat aman bagi tubuh dan aplikatif. Semoga informasi kali ini bermanfaat untuk anda semua.

Http://theraafiat.blogspot.com

Rumah Sehat Thera Afiat
Jl. Kelapa Sawit Raya Blok DD no.15
Kelapa Gading
Jakarta Utara
Telp/wa 08111494599
087883171247