Minggu, 24 Desember 2017

Sakit Lutut


Sakit lutut
Sakit lutut adalah nyeri pada sendi lutut yang dapat dialami oleh semua orang dari segala usia. Sendi lutut termasuk organ yang rentan mengalami kerusakan dan nyeri, karena fungsinya dalam menopang berat tubuh, terutama pada saat seseorang melompat atau berlari.

Penyebab Sakit Lutut
Terdapat sejumlah kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan sakit lutut. Beberapa di antaranya meliputi:
Cedera, misalnya cedera pada tulang rawan dan kerusakan tendon atau ligamen.
Penyakit tertentu, seperti osteoartritis, penyakit asam urat, atau tendonitis.
Perdarahan pada sendi.
Infeksi, misalnya artritis septik.

Gejala dan Komplikasi Sakit Lutut
Tidak semua penderita akan merasakan gejala yang sama saat menderita sakit lutut. Perbedaan ini terjadi karena penyebabnya pun berbeda-beda. Beberapa gejala yang dapat menyertai sakit lutut, di antaranya adalah:
1.Pembengkakan.
2.Lutut yang terasa kaku atau tidak bisa diluruskan.
3.Bunyi gemeretak pada lutut.
4.Permukaan kulit di daerah lutut berwarna kemerahan dan hangat jika disentuh.
5.Sendi lutut tidak stabil atau lemas, atau tidak bisa menahan beban tubuh.
6.Demam.
7.Perubahan bentuk pada lutut.

Faktor Risiko Sakit Lutut
Persendian lutut termasuk bagian tubuh yang rentan mengalami kerusakan serta rasa nyeri, mengingat fungsinya untuk menopang berat tubuh. Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami sakit lutut adalah:
Berat badan yang berlebihan atau obesitas. Kondisi ini akan memberi beban lebih pada lutut sehingga meningkatkan risiko sakit lutut.
Jenis olahraga tertentu, misalnya sepak bola atau basket.

Pernah mengalami cedera lutut.
Diagnosis Sakit Lutut
Pada tahap awal, pemeriksaan fisik pada pasien. Misalnya dengan memeriksa pembengkakan pada lutut dan batas maksimal gerakan dari lutut yang sakit.

Apabila sakit lutut pasien disebabkan oleh infeksi atau kondisi medis lain, misalnya penyakit rematik asam urat (gout) biasanya pasien dibekam sementara bila terjadi akibat salah gerak atau masalah otot biasanya pasien bisa diurut.

Fisioterapi untuk melatih dan menguatkan otot.
Di samping penanganan medis di rumah sakit , ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan di rumah untuk mempercepat pemulihan sekaligus mencegah komplikasi. Langkah-langkah tersebut meliputi:
1.Banyak istirahat agar lutut terhindar dari tekanan sehingga cedera dapat pulih lebih cepat.
2.Mengompres lutut dengan es. Langkah ini bisa mengurangi rasa sakit, sekaligus peradangan.
3.Meminimalisasi gerakan pada lutut, misalnya dengan menggunakan bebat.
4.Menaruh kaki yang cedera pada posisi lebih tinggi. Contohnya adalah dengan meletakkan kaki di atas bantal. Cara ini bisa membantu mengurangi pembengkakan.
5.Rasa nyeri serta cedera pada lutut dapat dicegah dengan langkah-langkah sederhana, misalnya dengan selalu melakukan pemanasan sebelum berolahraga serta peregangan setelahnya.

 http://theraafiat.blogspot.co.id/2017/12/sakit-lutut-atau-sakit-dengkul.html?m=1


 Rumah Sehat Thera Afiat
Jl. Kelapa Sawit Raya Blok Dd No.15
Kelapa Gading
Jakarta utara
Telp.  Verri  08111494599
087883171247
Ibu Sholeh +62 896-2697-9941

Untuk peta alamat bisa klick google map berikut :
https://goo.gl/maps/9k5vJNmz1iM2

Sakit Telapak Kaki


Telapak kaki sakit bisa disebabkan oleh bentuk struktur alami dari telapak kaki itu sendiri. Otot, ligamen, tulang, kulit, saraf, dan bagian lainnya yang terganggu juga bisa menjadi sebab dari munculnya rasa sakit. Berikut adalah penyebab-penyebab umum sakit pada telapak kaki sakit:

Metatarsalgia
Rasa sakit seperti terbakar atau nyeri pada bagian depan kaki secara medis biasa disebut metatarsalgia. Jenis gangguan ini akan memburuk jika penderitanya berjalan.

Keadaan akan semakin memburuk jika penderitanya kelebihan berat badan, melakukan olahraga berat, dan memakai sepatu ketat dalam jangka waktu yang lama. Gangguan ini patut diwaspadai oleh para orangtua karena kelompok umur mereka rentan akan metatarsalgia. Kebanyakan kasus metatarsalga dapat dengan mudah ditangani dengan obat pereda sakit, istirahat, kompres dengan es dan dengan menggunakan sepatu yang menopang secara khusus.

Bunion
Adanya benjolan tulang pada sendi di jempol kaki bisa juga menyebabkan telapak kaki sakit. Kondisi yang disebut bunion atau bintal kaki terjadi ketika jempol kaki mendesak posisi jari kaki lainnya. Ciri umum bunion adalah adanya rasa sakit dan kulit yang memerah di atas tonjolan sendi jempol kaki.

Kemunculan bunion kemungkinan dipengaruhi oleh sepatu yang terlalu sempit. Penyebab lain yang mungkin menyebabkan bunion adalah cacat bawaan pada struktur kaki atau terkena arthritis.

Keseleo dan tegang otot
Banyak sekali keluhan terkait sakit telapak kaki yang disebabkan oleh keseleo dan otot tegang. Cedera ini umumnya terjadi ketika seseorang mengubah arah atau kecepatan secara mendadak, bertabrakan saat olahraga, dan jatuh.

Sakit di telapak kaki akibat keseleo dan otot tegang seringkali menyebabkan pembengkakan, memar, nyeri, dan pincang. Seseorang yang mendapatkan cedera ini terpaksa berjalan pincang agar keseimbangan berat badan pada kaki tetap terjaga.

Gout Arthritis
Sakit pada telapak kaki juga bisa diakibatkan oleh penumpukan kristal asam urat pada sendi yang menyebabkan peradangan. Sakit yang diakibatkan kondisi ini sering kali menyerang mendadak dengan rasa sakit yang parah. Sendi yang terkena akan memiliki terasa panas dan membengkak. Keadaan ini biasanya tidak membaik bahkan saat istirahat sekalipun. Gout perlu ditangani dengan obat pereda sakit dan kompres dengan es.

Kondisi ini lebih sering menimpa kaum pria dibandingkan para perempuan.

Rheumatid Arthritis
Penyakit ini muncul berupa inflamasi kronis yang umumnya menyerang sendi kecil di tangan dan kaki. Rheumatid arthritis menyerang bagian lapisan sendi dan bisa menyebabkan bengkak. Pembengkakan yang terjadi akan terasa sakit dan jika dibiarkan akan mengakibatkan pengikisan tulang dan menimbulkan kelainan bentuk sendi.

Gangguan ini terjadi akibat gangguan pada sistem kekebalan tubuh seseorang. Selain sendi, jaringan lain yang juga bisa diserang oleh rheumatoid arthritis adalah kulit, mata, paru-paru, dan pembuluh darah. Perempuan berusia 40 tahun ke atas adalah kelompok paling rentan mendapat gangguan ini.

Kapalan
Banyaknya kontak dengan tanah atau lantai bisa membuat lapisan telapak kaki menebal. Meski hal tersebut adalah mekanisme kulit untuk melindungi diri dari gesekan dan tekanan namun terkadang membuat sakit. Kapalan umumnya dapat sembuh sendiri. Hindari sepatu atau aktivitas yang menyebabkan kapalan. Gunakan sepatu dengan ukuran yang sesuai dan nyaman untuk mencegah kapalan.

Kondisi kesehatan yang prima mungkin tidak terlalu terganggu dengan adanya kapalan. Namun bagi mereka yang menderita diabetes, gangguan ini tidak boleh diremehkan. Karena aliran darah yang buruk pada penderita diabetes bisa membuat kapalan memicu terjadinya komplikasi seperti infeksi dan ulkus.

Hak tinggi dan sepatu
Ketidaksesuaian antara bentuk kaki dan sepatu yang digunakan rentan menyebabkan kaki sakit atau cedera.

Untuk menyembuhkan sakit diatas secara tradisional  bisa melalui pijat urut atau bekam.

 Alamat thera afiat

Rumah Sehat Thera Afiat
Jl. Kelapa Sawit Raya Blok DD No.15
Kelapa Gading
Jakarta utara
Telp.  08111494599
087883171247
Ibu Sholeh +62 896-2697-9941

Kamis, 06 Juli 2017

Hnp

Penyakit HNP/Syaraf Kejepit




Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah suatu penyakit, dimana bantalan lunak diantara ruas-ruas tulang belakang (soft gel disc atau Nucleus Pulposus) mengalami tekanan dan pecah, sehingga terjadi penyempitan dan terjepitnya urat-urat syaraf yang melalui tulang belakang kita.

Syaraf terjepit lain nya di sebabkan oleh keluarnya nucleus pulposus dari discus melalui robekan annulus fibrosus keluar menekan medullas pinalis atau mengarah ke dorsolateral menekan saraf spinalis sehingga menimbulkan rasa nyeri yang hebat.

HNP terjadi pada seluruh ruas tulang belakang mulai dari tulang leher sampai tulang ekor (cervical, thorakal, lumbal atau sacrum). Daerah sakitnya tergantung di mana terjadi penjepitan, semisal di leher maka akan terjadi migrain atau sakit sampai ke bahu. Bisa juga terjadi penjepitan di tulang ekor, maka akan terasa sakit seperti otot ketarik pada bagian paha atau betis, kesemutan, bahkan sampai pada kelumpuhan.

Tulang punggung merupakan sederetan ruang tulang yang di hubungkan oleh suatu bantalan berfungsi sebagai peredam getaran dan memungkinkan tulang belakang dapat bergerak lentur. Bantalan tulang belakang (disc) berisi inti yang di sebut dengan nucleus pulposus dan pembungkusnya di sebut dengan annulus fibrosus. Karena suatu sebab nucleus pulposus keluar merobek annulus fibrosus dan menekan syaraf menimbulkan rasa nyeri yang hebat.

Tulang belakang tersusun atas ruas-ruas tulang yang dihubungkan menjadi satu kesatuan melalui persendian, mulai dari daerah leher sampai tulang ekor. Ruas tulang yang di atas dihubungkan dengan ruas di bawahnya oleh sebuah bantalan yang disebut diskus intervertebralis (persendian pada tulang belakang). Gambar bisa dilihat di bawah ini..

Di dalam bantalan ruas tulang belakang tersebut, terdapat suatu bahan pengisi seperti jeli kenyal yang disebut nukleus pulposus. Bantalan tersebut berfungsi seperti “shock breaker” (peredam getaran) dan memungkinkan tulang belakang dapat bergerak lentur. jika nukleus pulposus tersebut keluar dari dalam bantalan melalui dinding bantalan yang lemah, maka nukleus pulposus masuk ke dalam rongga ruas tulang belakang; keadaan inilah yang disebut Hernia Nukleus Pulposus (HNP) atau bahasa gaulnya sih “urat terjepit”. Tergantung besar kecilnya, HNP dapat menyebabkan penekanan pada saraf tulang belakang dan saraf tepi.

Diskus Intervertebrale atau bantalan tulang belakang merupakan struktur yang kuat dan tidak menimbulkan rasa nyeri jika pembungkusnya (annulus) intak atau utuh. Robeknya pembungkus discus menyebabkan keluarnya inti dari bantalan tulang yang masuk kedalam rongga tulang belakang. Hal tersebut dapat menekan pembuluh darah balik, kantung syaraf itu sendiri. Iritasi akibat penekanan dari bantalan tulang tersebut dapat menyebabkan rasa nyeri sampai kelumpuhan dari syaraf yang tertekan. Prolapsnya discus disebabkan adanya gaya fleksi-ekstensi serta rotasi pada struktur tulang disekitar leher maupun pinggang yang berlebihan atau kronis.

Prolaps nya discus paling sering kearah tepi rongga tulang belakang tapi juga dapat ke bagian sentral atau tengah yang mana masing2 kelainan tersebut menimbulkan gejala yang berbeda. Hal diatas sering juga mengakibatkan terlepasnya bantalan itu ketas atau kebawah rongga. Dengan demikian menyebabkan instabilitas struktur tulang di level tersebut juga facet joint dapat mengalami degenerasi yang berakibat makin tertekannya saraf daerah tersebut.

Penyebab HNP ini berbagai macam. Faktor risikonya antara lain adalah merokok, batuk yang terlalu lama, cara duduk yang salah, menyetir yang terlalu sering, cara mengangkat barang yang salah, dll. Seiring dengan bertambahnya usia, kemampuan cakram untuk menjalankan fungsinya juga menurun. Faktor-faktor diatas dapat menyebabkan terjadinya herniasi, yaitu keluarnya suatu organ melalui suatu celah dalam tubuh.

Pria dan wanita memiliki resiko yang sama dalam mengalami HNP dan rata-rata penderita HNP berusia antara usia 30 sampai 50 tahun. Biasanya bagian tulang belakang yang paling sering terkena HNP adalah pinggang (lumbal). Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan HNP terjadi di tulang belakang leher atau dada.

Penyebab

Penyebab HNP sendiri bermacam-macam, mulai dari gerakan yang salah sehingga tulang punggung mengalami penyempitan kebawah, ada juga yang karena sering membawa beban berat pada masa pertumbuhan sehingga pada saat dewasa tulang punggungnya mennyempit dan menjepit saraf, dan juga kebiasaan sikap tubuh yang salah selama bertahun-tahun sehingga terjadi pennyempitan pada tulang punggung dan penjepitan pada saraf.

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan HNP:
– berat badan berlebih
– gaya hidup
– postur tubuh yang tidak diposisikan secara benar
– perubahan degeneratif
– cedera/trauma benturan
– merokok
– batuk yang lama dan terus menerus
– tekanan pada tulang belakang
– sering menyetir dalam waktu yang lama
– usia lanjut
– kelainan pada tulang belakang

Gejala

Penderita HNP bisa ditandai dengan nyeri yang bersifat menusuk tajam seperti ‘yeri gigi’pada bagian bawah pinggang yang menjalar ke lipatan bokong, namun pada keadaan yang lebih berat, penderita HNP dapat mengalami kelumpuhan. Gejala lain yang dapat timbul adalah impotensi yang terjadi pada penderita laki-laki. Hal ini terjadi apabila saraf yang terjepit diantara L 1-5 ataupun gangguan pada S1-5.
Bahkan yang lebih parah lagi bisa menimbulkan kemandulan apabila terjadi sarat terjepit pada torakal (T – 12). Karena itulah perlu sekiranya segera melakukan pemeriksaan yang serius apabila kita memiliki keluhan sepanjang tulang belakang.

Gejala dan pertanda HNP bergantung pada ruas tulang belakang yang terkena dan berat ringannya penekanan/jepitan yang terjadi. HNP pada ruas leher akan menyebabkan rasa nyeri atau pegel pada leher atau bahu yang menyebar ke lengan. Rasa nyeri pada HNP dapat bertambah saat batuk atau mengejan. Gajala lain meliputi rasa kesemutan atau baal/kebas yang menyebar ke lengan.. Pada HNP yang berat akan ditandai oleh kelumpuhan anggota gerak. Pada tahap awal kelemahan dalam menggenggam, selanjutnya kesulitan mengangkat lengan seperti gerakan menyisir rambut atau mengancing baju. Pada keadaan yang lebih berat kelumpuhan akan diikuti lengan sisi lain dan kedua tungkai. Gejala lain yang dapat timbul adalah impotensi.

HNP pada ruas pinggang akan menimbulkan rasa nyeri pada pinggang yang menyebar ke tungkai. Umumnya ke daerah betis. Dalam bahasa awam rasa nyeri seperti nyetrum. Seperti halnya HNP leher, nyeri pada HNP pinggang juga akan lebih terasa saat batuk atau mengejan. Gejala lain adalah rasa kesemutan, Baal/kebas. Pada keadaan yang lebih berat rasa nyeri akan semakin terasa saat berjalan atau duduk lama. Kelumpuhan pada HNP pinggang adalah ketidakmampuan berjalan dengan jingkat/jinjit atau berjalan dengan tumit.
Kelanjutan dari nyeri akan berdampak pada kekakuan otot yang mengakibatkan penampakan struktur pinggul & tungkai yang terkena menjadi tidak sama dengan yang sehat di sebelahnya. Sebagai gejala lanjutannya, disadari atau tidak..gerakan pada arah tertentu menjadi sangat terbatas dan tidak mampu melakukan mobilisasi tubuh secara normal.

a. Gejala (di pinggang)
– Kesemutan (numbness) di kaki
– Otot paha dan kaki menjadi lemah
– Rasa nyeri yang sangat hebat di pinggang yang menjalar menuju tumit mengikuti alur syaraf. Gejala ini disebut Sciatica.
– Lumpuh, apabila terkena syaraf utama.

b. Gejala (leher)
– Kesemutan di lengan
– Otot lengan dan tangan menjadi lemah
– Nyeri leher, terutama di belakang dan samping
– Rasa nyeri menjalar ke bahu, lengan, tangan dan jari-jari.

Cara Mendiagnosa Hernia Nucleus Pulposus (Saraf Terjepit)
Cara mendiagnosa yang paling akurat untuk kondisi ini yaitu dengan menggunakan radiologik MRI (Magnetic Resonance Imaging) yaitu bisa terlihat jelas ruas disk saraf yang terjepit dan seberapa besar nucleus pulposus yang terherniasi.

Pencegahan

Beberapa cara yang dapat digunakan adalah:
– Mengontrol berat badan sehingga tekanan pada tulang belakang tidak berat
– duduk dengan sikap tubuh yang benar
– Olahraga untuk menjaga kelenturan dan kekuatan otot
– Menghindari aktivitas berulang (repetitif)

Pengobatan
olahraga yang disarankan ialah renang dan yoga. Berenang memiliki gaya dorong dan gaya tarik yang dihasilkan dari renang memperbaiki bentuk tulang punggung. Berenang di air panas lebih bagus, karena bisa melemaskan otot-otot dan saraf yang terjepit sehingga lebih cepat mengembalikan bentuk tulang punggung. Terapi akupunkutur juga dianjurkan untuk pengobatan HNP.
Terapi dari sy dengan pijat triger point, pijat saraf, kop kering manipulasi dan lain2.

Selasa, 04 Juli 2017

Selaput Meningen

Pada pelindung otak yang disebut Selaput Meningen dibagi menjadi 3 lapis
1.Duramater
Yaitu lapisan paling keras dari lapisan otak setelah tulang tengkorak atau cranial yg berfungsi untuk melindungi otak
2.Arachnoid
Merpkn lapisan tipis yang transparan dan berbentuk seperti jaring laba-laba​.antara arachnoid dan piamater terdapat ruang yg berisi cairan CSS yang berfungsi untuk melindungi otak bila terjadi benturan
3.Piamater
Adl membran yang sangat lembut dan tipis ,lapisan ini melekat pada otak dan membungkus seluruh permukaan sistem saraf pusat /SSP dan vaskula besar yang menembus otak

Sistem Craniosacral memiliki fungsi penting untuk produksi, peredaran dan penyerapan atau absorsi kembali Cairan CSS atau serebrospinal.CSS yg diproduksi dalam sistem Craniiosacral ini berguna untuk mempertahankan lingkungan psikologis dimana otak dan sistem saraf seseorang berkembang,hidup dan berfungsi
[7/4, 10:48 PM] Tb Haryono: Dlm kondisi normal produksi dan penyerapan kembali CSS didlm duramater menghasilkan peningkatan dan penurunan tekanan cairan yang terus menerus dlm sistem Craniiosacral.apabila karena suatu alasan tubuh seseorang tidak bisa menyesuaikan diri dengan perubahan tekanan ini, penambahan tekanan berikutnya bisa menimbulkan disfungsi atau gangguan kesehatan khususnya di sistem saraf pusat SSP yang tertutup dlm garis batas sistem Craniiosacral

Dasar bagi keberhasilan terapi pijat Otak adalah belajar meraba ritme kraniosakral.ritme kraniosakral dirasakan di seluruh tubuh dan memiliki karakter tersendiri khusus pada bagian tubuh yang berbeda.ritme dari sistem kraniosakral akan memberi tahu terapis apakah sistem itu beroperasi secara normal atau abnormal dan akan menunjukkan keberhasilan terapi anda untuk membangun kembali fungsi yang normal

Sistem Saraf Pusat

Pengertian Peran Sistem Saraf Pusat SSP
Tubuh terbagi menjadi banyak sistem. Dalam pelajaran ini Anda akan belajar tentang bagian-bagian yang membentuk sistem saraf dan peran mereka untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari sistem yang penting ini.

Pengertian Sistem Saraf Pusat
Ketika Anda berpikir, melihat, napas, dan melakukan segala sesuatu sepanjang hari Anda menggunakan sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat adalah sistem tubuh yang menerima dan memproses semua informasi dari seluruh bagian tubuh. Ini terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, dan neuron. Hal ini bisa dibilang sistem yang paling penting dari tubuh.

Tulang Tengkorak

Tengkorak bagian pelindung otak terdiri dari:
1) 1 tulang dahi,
2) 2 tulang ubun-ubun,
3) 1 tulang kepala belakang,
4) 2 tulang baji,
5) 2 tulang tapis,
6) 2 tulang pelipis.

Tengkorak bagian muka terdiri dari:
1) 2 tulang rahang atas,
2) 2 tulang rahang bawah,
3) 2 tulang pipi,
4) 2 tulang langit-langit,
5) 2 tulang air mata,
6) 2 tulang hidung.

Dalam anatomi, kepala adalah bagian rostral (menurut istilah lokasi anatomi) yang biasanya terdiri dari otak, mata, telinga, hidung, dan mulut(yang kesemuanya membantu berbagai fungsi sensor seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, dan pengecapan).
Di postingan kali ini kita memberikan susunan tulang kepala/tengkorak saja. Untuk anatomi bagian otak dan wajah terdapat di postingan lain.

A. Tulang Kepala (Os. Cranium)

1. Gubah tengkorak yang terdiri atas tulang-tulang seperti :

a. Os frontal (tulang dahi)
b. Os parietal (tulang ubun-ubun)
c. Os Occipital (tulang kepala bagian belakang)

2. Dasar tengkorak, yang terdiri dari tulang-tulang seperti :

a. Os Sfenoidalis (tulang baji), tulang yang terdapat ditengah-tengah dasar tengkorak dan berbentuk seperti kupu-kupu, dengan tiga pasang sayap.
b. Os Ethimoidalis (tulang tapis), terletak disebelah depan dari os sfenoidal diantara lekuk mata.
Selain kedua tulang tersebut diatas dasar tengkorak dibentuk pula oleh tulang-tulang lain seperti : tulang kepala belakang, tulang dahi dan tulang pelipis.

3. Samping tengkorak, dibentuk oleh tulang-tulang seperti :
a. Tulang pelipis ( os Temporal )
b. Sebagian tulang dahi
c. Tulang ubun-ubun
d. Tulang baji.

Os. Cranium tersusun atas:
1 tulang dahi (os.frontale)

2 tulang ubun-ubun (os.parietale)

1 tulang kepala belakang (os.occipitale)

2 tulang baji (os.sphenoidale)

2 tulang pelipis (os.temporale)

2 tulang tapis (os.ethmoidale)

Sutura

Tulang-tulang tengkorak kepala dihubungkan satu sama lain oleh tulang bergerigi yang disebut sutura. Sutura-sutura tersebut adalah :

1) Sutura coronalis yang menghubungkan antara os frontal dan os parietal.

2) Sutura sagitalis yang menghubungkan antara os parietal kiri dan kanan.

3) Sutura lambdoidea/ lambdoidalis yang menghubungkan antara os parietal dan os occipital.
[7/4, 10:30 PM] ‪+62 822-1119-0538‬: Batang otak merupakan struktur pada bagian posterior (belakang) otak. Batang otak merupakan sebutan untuk kesatuan dari tiga struktur yaitu medulla oblongata, pons dan mesencephalon (otak tengah).

Pada gerak volunter, batang otak merupakan jalur yang dilalui impuls rangsang sebelum mencapai cerebrum. Impuls rangsang dihantarkan oleh traktus ascendentes (serat-serat saraf yang menghantarkan impuls ke otak) untuk diolah di otak, lalu impuls respons dihantarkan oleh traktus descendentes (serat-serat saraf yang menghantarkan impuls menjauhi otak). Pada perbatasan antara batang otak dan sumsum tulang belakang medulla spinalis terjadi deccusatio (penyilangan) serat-serat kortikospinal (serat-serat saraf descendentes dari cerebrum ke medulla spinalis). Serat-serat kortokospinal dari otak kiri menyilang ke bagian kanan medulla spinalis dan serat dari otak kanan menyilang ke bagian kiri. Penyilangan ini menyebabkan bagian tubuh kanan di kendalikan oleh otak kiri dan bagian tubuh kiri dikendalikan oleh otak kanan.

Batang otak merupakan tempat melekatnya seluruh saraf kranial, kecuali saraf I dan II yang menempel pada cerebrum (otak besar)

Sistem indra (sistem saraf2)

B. 1Sistem Indera
Tubuh manusia mempunyai berbagai organ indera.  Masing-masing organ indera dikhususkan untuk mendeteksi adanya rangsang tertentu. Mata mendeteksi adanya cahaya. Hidung dan lidah mendeteksi adanya
molekul-molekul zat kimia. Telinga mendeteksi adanya getaran atau gelombang udara. Kulit mendeteksi adanya panas, dingin, sentuhan, dan tekanan. Organ indera bisa menentukan adanya rangsang tertentu karena ada sel-sel reseptor. Reseptor adalah bagian saraf yang menanggapi
rangsang. Reseptor tertentu peka terhadap rangsang tertentu.

1. Indera Penglihatan
Mata merupakan indera penglihatan yang dibentuk  untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina. Kemudian, rangsangan ini dialihkan ke pusat penglihatan melalui serabut-serabut nervus optikus untuk ditafsirkan.
a. Struktur Mata
Mata manusia berbentuk agak bulat, dilapisi oleh tiga lapis jaringan yang berlainan, yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam mata.
1) Lapisan luar mata (lapisan sklera)
Lapisan sklera sangat kuat dan berwarna putih. Di lapisan ini terdapat kornea yang bening, yang menerima cahaya masuk ke bagian dalam mata dan membelokkan berkas cahaya sedemikian rupa sehingga dapat difokuskan.
2) Lapisan tengah mata (lapisan koroid)
Lapisan koroid berpigmen melanin dan mengandung banyak pembuluh darah. Lapisan ini berfungsi untuk menghentikan refleksi berkas cahaya yang menyimpang di  dalam mata. Lapisan koroid membentuk iris.
3) Lapisan dalam mata (retina)
Retina terdiri atas reseptor cahaya yang sesungguhnya, yaitu berbentuk batang dan kerucut. Pada bagian lapisan retina yang dilewati berkas saraf ke otak tidak memiliki reseptor dan tidak peka terhadap sinar. Oleh karena itu, daerah ini disebut bintik buta.

Struktur mata mulai dari depan ke belakang, adalah
sebagai berikut.
1) Kornea merupakan bagian depan mata yang transparan  dan tembus cahaya. Kornea berfungsi membantu memfokuskan bayangan pada retina.
2) Iris adalah tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput koroid. Iris berfungsi mengecilkan atau membesarkan ukuran pupil. Iris  menentukan warna mata.
3) Pupil merupakan bintik tengah iris mata dan merupakan  celah dalam iris yang dilalui cahaya untuk mencapai retina.
4) Aqueus humor merupakan cairan yang berasal dari  badan siliari dan diserap kembali ke dalam aliran darah pada sudut antara iris dan kornea melalui vena halus yang dikenal sebagai saluran schlemm.
5) Lensa adalah sebuah benda transparan bikonveks (cembung pada kedua sisi). Lensa terletak persis di belakang iris.
6) Vitreus humor merupakan cairan berwarna putih seperti agar-agar. Cairan ini berfungsi untuk memberi bentuk dan kekokohan pada mata. Selain itu, berfungsi juga untuk mempertahankan hubungan antara retina
dengan selaput koroid.

b. Reseptor Mata
Reseptor penglihatan mata ialah sel batang dan sel kerucut, yaitu sel-sel yang tersusun rapat di bawah permukaan retina.
1) Sel batang
Sel batang berfungsi untuk penglihatan dalam cahaya suram, tetapi tidak mampu membedakan warna. Agar cahaya dapat diserap, pada sel batang terdapat pigmen yang disebut rodopsin. Untuk pembentukan rodopsin diperlukan vitamin A. Jika kamu kekurangan vitamin A, rodopsin yang
dihasilkan sedikit sehingga kamu tidak bisa melihat dalam gelap atau yang disebut buta senja.
2) Sel kerucut
Sel kerucut sangat peka terhadap intensitas cahaya tinggi sehingga berperan untuk penglihatan pada siang hari dan dapat membedakan warna. Satu sel kerucut hanya menyerap satu macam warna. Pada mata terdapat tiga sel kerucut yang masing-masing menyerap warna merah, hijau,
dan biru.
c. Otot pada Mata
Mata memiliki enam otot penggerak mata, empat di antaranya lurus, sementara yang dua lagi agak serong. Aksi otot-otot ini memungkinkan bola mata diputar ke segala arah. Biasanya, sumbu kedua mata mengarah serentak pada satu titik yang sama. Jika mata tidak dapat mengarah
secara serentak lagi, mata mengalami kelainan yang disebut juling.
2. Indera Pendengaran (Telinga)
Telinga merupakan organ pendengaran. Telinga terdiri atas tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan rongga telinga dalam.
a. Telinga Luar
Telinga luar terdiri atas daun telinga yang merupakan tulang rawan elastis. Daun telinga berfungsi untuk menerima dan mengumpulkan suara yang masuk, terdapat rambutrambut halus yang berfungsi untuk menghalangi benda asing yang masuk. Selain itu, terdapat kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.
b. Telinga Tengah
Telinga tengah disebut juga rongga timpani merupakan bilik kecil yang mengandung udara. Rongga ini terletak di sebelah dalam membran timpani atau gendang telinga. Di sebelah depan telinga tengah terdapat saluran eustachius yang menghubungkan rongga dengan faring. Saluran ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara antara udara luar dengan udara di dalam telinga tengah.

c. Telinga Dalam
Rongga telinga dalam terdiri atas berbagai rongga yang menyerupai saluran-saluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga ini disebut labirin tulang dan dilapisi membran membentuk labirin membranosa. Labirin tulang terdiri atas tiga bagian, yaitu vestibula, saluran setengah lingkaran yang bersambung dengan vestibula, dan kokhlea. Kokhlea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya seperti rumah siput.
Dalam setiap belitan terdapat saluran membranosa yang mengandung ujung-ujung akhir saraf pendengaran. Cairan dalam labirin membranosa disebut endolimfa dan di luar labirin membranosa disebut perilimfa.

d. Saraf Pendengaran
Saraf pendengaran (nervus auditorius) terdiri atas dua bagian, salah satunya berkaitan dengan bagian vestibuler rongga telinga dalam yang berhubungan dengan keseimbangan. Serabut-serabut saraf ini bergerak menuju nukleus vestibularis yang berada pada titik pertemuan antara pons dan medula oblongata, kemudian bergerak ke cerebellum. Bagian kokhleris pada nervus auditorus adalah saraf pendengar yang sebenarnya. Cedera pada saraf kokhlearis akan mengakibatkan ketulian saraf. Sedangkan, cedera pada saraf vestibularis akan menimbulkan vertigo.

3. Indera Peraba (Kulit)
Kulit merupakan indera peraba. Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh dan bersambung dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga dan lubanglubang masuk. Kulit mempunyai banyak fungsi, yaitu sebagai indera peraba, membantu mengatur suhu dan mengendalikan hilangnya air dari tubuh, dan mempunyai sedikit kemampuan eksretori, sekretori, dan absorpsi. Kulit dibagi menjadi dua lapisan, yaitu epidermis (kutikula) dan dermis (korium).
a. Epidermis
Epidermis tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan tanduk dan zona germinalis. Lapisan tanduk (lapisan epidermal) terletak paling luar dan tersusun atas tiga lapisan sel yang membentuk epidermis, yaitu stratum korneum, stratum lusidum, dan stratum granulosum. Zona germinalis terletak di bawah lapisan tanduk,
terdiri atas sel berduri dan sel basal. Sel berduri adalah sel dengan fibril halus yang menyambung sel satu dengan yang lain. Sedangkan, sel basal terus-menerus memproduksi sel epidermis baru.
b. Dermis
Lapisan dermis tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang elastis. Pada permukaan dermis tersusun papila-papila kecil yang berisi pembuluh darah kapiler. Ujung akhir saraf sensoris terletak di dalam dermis. Kelenjar
keringat yang berbentuk tabung berbelit-belit terletak di sebelah dalam dermis, salurannya melalui dermis dan epidermis, kemudian bermuara ke pori-pori kulit. Pada kulit terdapat beberapa jenis reseptor, antara lain
rasa nyeri, rasa panas, rasa dingin, rasa sentuhan, dan rasa tekanan. Kulit dan jaringan di bawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air dan jaringan adiposa tempat menyimpan lemak. Hal ini sangat diperlukan agar panas tubuh tidak cepat keluar dari tubuh (untuk menghangatkan tubuh).

4. Indera Perasa ( Pengecap)
Lidah merupakan indera perasa. Selain membantu proses pencernaan, lidah juga dapat merasakan rasa makanan. Permukaan lidah kasar karena terdapat tonjolan yang disebut papila. Papila ini berfungsi untuk mengecap.
Ada empat macam rasa kecapan, yaitu rasa manis, pahit, asam, dan asin. Umumnya, makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa. Ciri harum merangsang ujung saraf penciuman, bukan pengecapan. Agar dapat dirasakan, semua makanan harus menjadi cairan dan harus bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu menerima rangsangan berbeda-beda.
Reseptor rasa manis dan asin terdapat di ujung lidah, rasa pahit di pangkal lidah, dan untuk rasa asam ada di sisi lidah bagian dalam.
5. Indera Penciuman
Indera penciuman terdapat di rongga hidung. Sel-sel sensori penerima rangsang berupa bau terdapat di lapisan epitel dalam rongga hidung dan dilindungi oleh mukus (lendir). Di akhir setiap sel sensori terdapat silia atau rambut pembau. Rasa penciuman dirangsang oleh gas yang terhirup. Rasa penciuman ini sangat peka, tetapi kepekaan ini mudah hilang bila dihadapkan pada suatu bau yang sama untuk
waktu yang lama. Rasa penciuman akan melemah bila kamu sedang flu
karena terdapat penumpukan cairan yang menghalangi silia untuk membaui sesuatu.

Sistem saraf (1/2)

Sistem Saraf

Sistem saraf disusun oleh satuan terkecil yang disebut sel saraf. Sistem saraf terdiri atas otak, sumsum tulang belakang, dan saraf (neuron). Fungsi sistem saraf adalah sebagai pengatur koordinasi alat-alat tubuh dan sebagai
pusat kesadaran, kemauan, dan pikiran.

1. Sel Saraf
Sel saraf atau neuron merupakan unit dasar dari sistem saraf. Berdasarkan fungsinya, sel saraf dibagi menjadi dua macam, yaitu neuron dan neuroglia. Neuron berfungsi sebagai pembawa impuls dari organ ke saraf pusat atau sebaliknya. Sedangkan, neuroglia berperan untuk mendukung neuron melaksanakan tugasnya dengan baik. Neuron terdiri atas tiga bagian, yaitu: badan sel, dendrit, dan neurit. Badan sel memiliki sebuah inti dan di dalam
sitoplasmanya terdapat butir-butir Nissl yang mengandung RNA. Butir-butir Nissl ini berfungsi untuk mensintesis protein. Dendrit berfungsi untuk menyampaikan impuls (rangsangan) menuju badan sel. Sedangkan, neurit berfungsi menyampaikan informasi dari badan sel ke sel lainnya. Pertemuan antara neurit dengan dendrit disebut sinapsis. Di dalam neurit terdapat serabut-serabut halus yang disebut neurofibril. Neurofibril diselubungi oleh selaput mielin yang berfungsi melindungi dan memberi makan neurit. Pada tempat tertentu, terdapat penyempitan yang tidak
diselubungi selaput mielin, disebut nodus ranvier.

 Sel Saraf
Berdasarkan struktur dan fungsinya, terdapat tiga macam sel saraf, yaitu sel saraf sensorik, motoris, dan konektor (interneuron).
a. Neuron Sensorik
Neuron sensorik (neuron aferen) berfungsi untuk menghantarkan impuls dari indera ke sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).
b. Neuron Motoris
Neuron motoris (neuron eferen) berfungsi untuk menghantar impuls dari sistem saraf pusat ke kelenjar atau otot.
c. Neuron Konektor (Interneuron)
Interneuron berfungsi untuk meneruskan impuls (rangsangan) dari neuron sensorik ke neuron motoris. Interneuron merupakan sel saraf yang memiliki banyak dendrit dan akson (multipolar).
2. Gerak Biasa dan Gerak Refleks
Gerak adalah suatu aktivitas tubuh karena adanya rangsangan oleh saraf. Gerak dibagi menjadi dua macam, yaitu gerak biasa dan gerak refleks. Gerak biasa adalah gerak yang dilakukan dengan kesadaran. Sedangkan, gerak
refleks dilakukan di luar kesadaran. Gerak refleks sangat dibutuhkan untuk menghindari bahaya. Berdasarkan letak neuron penghubung (neuron
konektor), gerak refleks dibagi menjadi dua macam, yaitu refleks otak dan refleks tulang belakang. Jika neuron konektornya terletak di otak disebut refleks otak. Contohnya, gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena rangsangan cahaya. Jika neuron konektornya terletak di sumsum tulang belakang disebut refleks sumsum tulang belakang. Contohnya, gerakan lutut yang tidak disengaja.
3. Sistem Saraf Pusat dan Saraf Tepi
Sistem saraf dibagi menjadi dua macam, yaitu sistem saraf pusat dan saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan, sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar (saraf kraniospinal) dan saraf tak sadar (saraf otonom).

a. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat merupakan pusat pengaturan informasi. Seluruh aktivitas tubuh dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh tengkorak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas
tulang belakang. Otak dan sumsum tulang belakang dibungkus oleh
selaput meningia yang melindungi sistem saraf halus, membawa pembuluh darah, dan dengan mensekresi sejenis cairan yang disebut cairan serebrospinal, selaput meningia dapat memperkecil benturan dan guncangan. Meningia terdiri atas tiga lapisan, yaitu piamater, arachnoid, dan duramater.
1) Otak
Otak merupakan pusat saraf yang terletak di dalam rongga tengkorak. Otak manusia terdiri atas dua belahan, yaitu otak kiri dan kanan.

Otak kiri mengendalikan tubuh bagian kanan. Sebaliknya, otak kanan mengendalikan tubuh bagian kiri. Hal ini terjadi karena pindah silang pada jalur-jalur spinal. Otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu otak besar, otak tengah, otak kecil, dan sumsum lanjutan.
a) Otak besar (cerebrum)
Otak besar pada manusia dewasa memiliki volume sekitar ± 1500 cm3. Permukaan otak berlipat-lipat sehingga dapat memuat jutaan neuron. Bagian luar otak berisi neuron sehingga berwarna kelabu (substansia grissea). Sedangkan, otak bagian dalam berisi neurit dan dendrit sehingga
berwarna putih (substansia alba). Otak besar merupakan pusat ingatan, kesadaran, kecerdasan, dan kemauan. Selain itu, otak besar juga merupakan sumber semua kegiatan yang manusia sadari. Otak besar terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
1) bagian depan : pusat gerakan otot
2) bagian tengah : pusat perkembangan ingatan dan
kecerdasan
3) bagian samping : pusat pendengaran
4) bagian belakang : pusat penglihatan

b) Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah merupakan bagian otak yang terletak di antara pons vasoli dan diensefalon. Otak tengah berhubungan dengan sistem penglihatan dan pendengaran. Di bagian depan dari otak tengah terdapat:
1) Talamus, yaitu bagian yang menjalankan pemisahan pertama impuls yang tiba dan mengarahkan impuls ke bagian cerebrum yang berbeda, serta mengarahkan sebagian dari impuls ke sumsum tulang belakang.
2) Hipotalamus, yaitu bagian yang mengatur suhu tubuh, selera makan, dan keseimbangan cairan tubuh.

c) Otak kecil (cerebelum)
Otak kecil terletak di bawah otak besar, di dalam rongga tengkorak bagian belakang. Fungsi otak kecil adalah untuk mengatur keseimbangan tubuh, posisi tubuh, dan gerakan otot yang disadari. Bagian kiri dan bagian kanan otak kecil dihubungkan oleh suatu penghubung yang disebut jembatan varol, seperti otak besar. Bagian luar otak kecil (korteks) berwarna kelabu dan bagian dalam (medula) berwarna putih.
d) Sumsum lanjutan (medula oblongata)
Sumsum lanjutan terdapat di muka otak kecil dan di bawah otak besar, dan merupakan perpanjangan dari sumsum tulang belakang. Bagian dalamnya berisi neuron sehingga berwarna kelabu. Sedangkan, bagian luarnya berwarna putih karena berisi neurit dan dendrit. Fungsi sumsum lanjutan adalah sebagai pengatur pernapasan, gerakan jantung, dan gerak alat pencernaan.

2) Sumsum tulang belakang (medula spinalis)
Sumsum tulang belakang dilindungi atau berada di dalam ruas-ruas tulang belakang. Bagian luarnya berwarna putih dan bagian dalam berwarna kelabu. Sumsum tulang belakang terletak memanjang dari ruas-ruas leher sampai ruas pinggang yang kedua. Selaput otak juga menyelaputi sumsum tulang belakang.
Fungsi sumsum tulang belakang, yaitu:
a) Pusat perantara antara susunan saraf tepi dan otak.
b) Menghantarkan impuls menuju atau dari otak.
c) Mengatur gerak refleks tubuh.
Penampang melintang sumsum tulang belakang terlihat seperti gambar kupu-kupu dengan warna kelabu, berisi neuron. Rangsang disampaikan ke otot lewat serabut saraf sensorik. Sedangkan, tanggapan dari pusat ke efektor disampaikan lewat serabut saraf motorik. Serabut saraf
tersebut terdapat di sumsum tulang belakang.
b. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar. Sistem saraf sadar meliputi sistem saraf kepala (kranial). Sedangkan, sistem saraf tidak sadar dibagi menjadi dua macam, yaitu saraf simpatik dan parasimpatik.
1) Sistem saraf sadar
Sistem saraf sadar (kraniospinal) merupakan saraf yang mengatur gerakan yang dilakukan secara sadar. Sistem saraf sadar dibagi menjadi dua macam, yaitu kranial dan spinal. Sistem saraf kranial atau kepala disusun oleh 42 pasang  saraf yang keluar dari otak. Saraf kranial berhubungan dengan reseptor dan efektor untuk daerah kepala. Sedangkan, saraf spinal disusun oleh 31 pasang saraf yang  keluar dari sumsum tulang belakang.
2) Sistem saraf tak sadar (saraf otonom)
Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua bagian, yaitu  saraf simpatik dan parasimpatik yang memiliki susunan  dan fungsi yang khas.

a) Sistem saraf simpatik
Sistem saraf simpatik terdiri atas serangkaian urat  kembar berupa ganglion-ganglion yang tersebar di beberapa daerah, seperti daerah leher, daerah dada, daerah pinggang, dan daerah pelvis.  Serabut saraf simpatik berfungsi untuk merangsang kerja otot jantung, otot-otot tak sadar semua pembuluh  darah, dan semua alat-alat dalam, seperti lambung, pankreas,dan usus. Selain itu, merangsang serabut motorik sekretorik
pada kelenjar keringat dan mempertahankan tonus semua otot, termasuk tonus otot sadar.
b) Sistem saraf parasimpatik
Susunan saraf parasimpatik berupa jaringan susunan  saraf yang berhubungan dengan ganglion-ganglion yang  tersebar di seluruh tubuh. Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi kebalikan dari saraf simpatik

Sistem Syaraf dan Otak

Sistem Saraf
Jaringan saraf mrpkn salah satu dari 4 jaringan dasar tubuh manusia
Tersusun oleh sel saraf ( neuron) dan sel penyokong (neuroglia) yang berfungsi untuk komunikasi
Fungsinya :
*Untuk memproses informasi dari lingkungan melalui komponen sensoris
*Fungsi Kognitif yang lebih tinggi
*Untuk mengkoordinaskan dan melakukan fungsi motorik

OTAK
Fungsi
Sbg pusat saraf utama terdiri dari Otak besar(Cerbrum),Otak kecil(cerebelum) dan sumsum lanjutan ( corda spinalis)

1.OTAK BESAR ( CEREBRUM)
Terdiri dari 2 belahan yang masing-masing mengontrol sisi yang berlawanan dari tubuh
Fungsinya:
Sebagai pusat berpikir.kepandain/intelegensia dan kehendak
Mengendalikan semua kegiatan yang disadari spt mendengar,melihat dan berbicara
Lapis luar serebrum disebut kortex serebri( substansi kelabu/substansi gresia)
Lapis serebrum di bawah kortex yaitu substansi putih
OTAK KECIL
(Cerebellum)
Terdapat dibawah dan belakang otak besar atau cerebrum
Fungsi : mengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika bergerak
OTAK TENGAH
(Talamus dan hipotalamus)
Talamus sebagai pusat sensorik
Hipotalamus sebagai pengatur suhu tubuh

BATANG OTAK ATAU SUMSUM LANJUTAN ( medulla oblongata)
Menghubungkan otak kecil dengan sumsum tulang belakang
Berfungsi mengatur kecepatan bernapas,denyut jantung,suhu tubuh,tekanan darah dan kegiatan lain yang involunter

SUMSUM TULANG BELAKANG (MEDULLA SPINALIS)
Tiap saraf spinal mempunyai dua akar
Akar dorsal sbg sensorik dan akar ventral sebagai motorik
SUSUNAN SARAF TEPI
Terdiri dari 12 pasang serabut saraf otak dan 31 pasang serabut saraf sumsum tulang punggung

SISTEM SARAF OTONOM
Terdiri dari saraf simpatis dan parasimpatis yang saling berantagonis
Secara umum simpatis menggiatkan dan parasimpatis menurunkan,
Kecuali pada sistem pencernaan dan pernafasan.

Senin, 03 Juli 2017

Tentang Craniosacral


Terapi craniosacral (CST) didasarkan pada keyakinan bahwa dengan menggunakan tekanan ringan dipamerkan melalui sentuhan tekanan menderita pada sistem kraniosakral dapat dikurangi, sehingga menyebabkan kesehatan pada individu dengan kondisi tertentu yang mempengaruhi otak, tulang belakang dan area lain dari tubuh.

Sistem craniosacral meliputi tulang tengkorak, cairan serebrospinal, saraf, dan membran yang mencakup otak dan sumsum tulang belakang. Praktek holistik ini juga memperkuat gagasan bahwa tulang-tulang tengkorak dapat dipindahkan dan bahwa gerakan ini mempengaruhi ritme kraniosakral dari cairan cerebrospinal.

Terapi Kraniosakral adalah suatu metode yang lembut, untuk mengevaluasi dan meningkatkan fungsi dari sistem fisiologi tubuh yang disebut sistem kaniosakral.

Kraniosakral merupakan sistem tubuh yang terdiri dari membran (selaput tipis jaringan yang menutupi permukaan otak) dan cairan yang mengelilingi dan melindungi otak (cerebrospinal) serta susunan belakang otak (bagian memanjang dari sistem saraf pusat yang dikelilingi oleh tulang belakang/spinal cord).

Dengan menggunakan sentuhan-sentuhan ringan, praktisi Terapi Kraniosakral membebaskan beberapa hambatan yang ada pada sistem kraniosakral, untuk memperbaiki fungsi saraf pusat.

Dengan mengkomplementasikan kemampuan penyembuhan alami tubuh, Terapi Kraniosakral makin banyak digunakan sebagi cara kesehatan preventif, karena kemampuannya memperkuat daya tahan terhadap penyakit. Terapi Kraniosakral dianggap efektif untuk menangani berbagai masalah medis yang bersangkutan dengan nyeri dan disfungsi.


Karena pengaruhnya terhadap fungsi dari sistem saraf pusat, Terapi Kraniosakaral bisa membawa manfaat bagi kesehatan, mulai dari meningkatkan kesehatan secara umum dan daya tahan terhadap penyakit, hingga menyingkirkan berbagai keluhan medis yang spesifik.

Pengguna Terapi Kraniosakral yang terbanyak adalah mereka yang menderita gejala-gejala kronis, yang tidak bisa ditangani dengan pendekatan terapi lain. Khususnya mereka yang mengalami cedera di kepala, leher atau punggung karena kecelakaan, baik kecelakaan mobil, olahraga atau kerja. Sentuhan-sentuhan ringan yang digunakan dalam terapi ini menjadikannya sebagai pendekatan yang aman untuk menangani anak-anak dan bayi yang mengalami trauma proses kelahiran.

Indentifikasi masalah yang tepat waktu dan pelepasan hambatan pada sistem kraniosakral bisa mencegah problema masa depan seperti kesuilitan belajar dan hiperaktivitas (ADD/ADHD).

Efektivitas Terapi Kraniosakral yang lain adalah pada wilayah disfungsi yang berhubungan dengan stres, seperti insomnia, kelelahan kronis, masalah pencernaan, kecemasan dan temporomandibular joint (TMJ). Terapi ini juga efektif untuk menangani berbagai masalah hilangnya penciuman dan pengecapan, tinnitus (telinga berdengung), vertigo dan masalah neuralgia seperti sciatica (nyeri sepanjang saraf pangkal paha) dan tic douloureux (sekalor).
Alzeimer, stroke iskemik,kolesterol,hypertensi dll

Cara Kerja Terapi Kraniosakral​

Terapi Kraniosakral bekerja dengan membantu mekanisme penyembuhan alami dari tubuh untuk mengusir efek negatif dari stres terhadap sistem saraf pusat.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, terapi ini mendayagunakan suatu sistem fisiologi tubuh yang disebut sistem kraniosakral. Kraniosakral menjaga lingkungan tempat berfungsinya sistem saraf pusat. Lingkungan tersebut terdiri dari membran dan cairan cerebrospinal yang mengelilingi dan melindungi otak serta sumsum belakang (spinal cord), yang menjulur dari tulang tengkorak, wajah dan mulut, turun ke daerah tulang ekor (sakrum). Peranan sistem kraniosakral terhadap perkembangan dan kinerja otak serta sumsum belakang adalah sedemikian vital, sehingga jika terjadi disfungsi atau ketidakseimbangan di dalamnya bisa mengakibatkan kelainan atau gangguan sensori, motor dan atau neurologis.

Seperti halnya sistem kardiovaskular, sistem kraniosakral juga memiliki ritme yang bisa dirasakan di seluruh tubuh. Dengan menggunakan sentuhan-sentuhan yang tidak lebih berat dari sebuah logam, seorang terapis yang terlatih bisa memantau ritme ini pada titik-titik kunci di tubuh, untuk memastikan sumber dari suatu hambatan atau stres. Sekali sumber masalah ditentukan, penanganannya bisa membantu pergerakan alami dari cairan dan jaringan lunak yang terkait, untuk membantu usaha perbaikan dari tubuh sendiri. Tindakan sederhana ini cukup untuk menyingkirkan suatu hambatan. Untuk kebutuhan yang lain, Terapi Kraniosakral sering digabung dengan terapi komplementer lain untuk membantu mengembalikan kondisi tubuh pada tingkat fungsi optimalnya.

 Banyak perbedaan pandangan mengenenai therapy kraniosakral
Akan tetapi Secara garis besar terapi ini berkaitan dengan syaraf kranial

Pada setiap praktisi berbeda2 pola dalam pelaksanaan tekniknya
Karna berdasarkan keilmuan bersumber dari beda2 orang
Akan tetapi makna dan tujuannya sama yaitu untuk mengobati.

Sejarah Craniosacral

Sejarah Terapi Kraniosakral​

Pada tahun 1970, ketika membantu suatu prosedur pembedahan pada bagian leher, Dr. John E. Upledger yang juga seorang osteopati mulai mengamati adanya gerakan yang berirama, yang nantinya akan diidentifikasikan sebagai sistem kraniosakral. Namun tidak ada rekan seprofesi maupun buku wajib kedokteran saat itu yang bisa menjelaskan penemuannya.

Dengan rasa ingin tahu yang makin memuncak, Dr.Upledger memulai kegiatan penelitiannya dengan dasar laporan hasil kerja Dr. William Sutherland, pelopor ostepati kranial (cranial osteopathy). Sejak awal tahun 1900-an, selama 20 tahun lebih Dr. Sutherland telah mengeksplorasi pemikiran, bahwa tulang-tulang tengkorak terstruktur sedemikian rupa sehingga memungkinkan adanya pergerakan.

Teori ini selalu memicu kontroversi di kalangan ilmuwan dan masyarakat kedokteran. Namun Dr. Upledger akhirnya bisa memastikan secara ilmiah adanya gerakan tulang kranial. Dari tahun 1975-1983, ia bekerja sebagai peneliti klinis dan profesor di Departemen Biomekanika di universitas negara, biofisika, dan bioengineering melakukan riset dan percobaan. Hasilnya tidak hanya mengkonfirmasikan teori Dr. Sutherland, tapi juga mengarah pada penjelasan mengenai mekanisme di balik gerakan kranial, yakni sistem kraniosakral. Hasil kerja Dr. Upledger inilah yang akhirnya berkembang menjadi Terapi Kraniosakral. Prinsip-prinsip Terapi Kraniosakral selanjutnya juga digunakan dan dikembangkan untuk menghilangkan efek trauma pada tubuh dan pikiran pada proses terapi yang disebut Somato Emotional Release (SER).

Craniosacral Therapy



Apa Craniosacral Therapy?

Terapi craniosacral (CST) didasarkan pada keyakinan bahwa dengan menggunakan tekanan ringan dipamerkan melalui sentuhan tekanan menderita pada sistem kraniosakral dapat dikurangi, sehingga menyebabkan kesehatan pada individu dengan kondisi tertentu yang mempengaruhi otak, tulang belakang dan area lain dari tubuh.

Sistem craniosacral meliputi tulang tengkorak, cairan serebrospinal, saraf, dan membran yang mencakup otak dan sumsum tulang belakang. Praktek holistik ini juga memperkuat gagasan bahwa tulang-tulang tengkorak dapat dipindahkan dan bahwa gerakan ini mempengaruhi ritme kraniosakral dari cairan cerebrospinal.

Terapi Kraniosakral adalah suatu metode yang lembut, untuk mengevaluasi dan meningkatkan fungsi dari sistem fisiologi tubuh yang disebut sistem kaniosakral.

Kraniosakral merupakan sistem tubuh yang terdiri dari membran (selaput tipis jaringan yang menutupi permukaan otak) dan cairan yang mengelilingi dan melindungi otak (cerebrospinal) serta susunan belakang otak (bagian memanjang dari sistem saraf pusat yang dikelilingi oleh tulang belakang/spinal cord).

Dengan menggunakan sentuhan-sentuhan ringan, praktisi Terapi Kraniosakral membebaskan beberapa hambatan yang ada pada sistem kraniosakral, untuk memperbaiki fungsi saraf pusat.

Dengan mengkomplementasikan kemampuan penyembuhan alami tubuh, Terapi Kraniosakral makin banyak digunakan sebagi cara kesehatan preventif, karena kemampuannya memperkuat daya tahan terhadap penyakit. Terapi Kraniosakral dianggap efektif untuk menangani berbagai masalah medis yang bersangkutan dengan nyeri dan disfungsi.
(Amm)

Listrik dan Syaraf


Bagaimana kita bisa merasakan sakit ketika di cubit?, bagaimana terjadi reflek ketika tangan tersulut api?, bagaimana kita melihat, mendengar dan lain sebagainya? mungkin jawabannya ada dalam pembahasan berikut, makalah ini akan membahas tentang sistem saraf.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan. Setiap rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan.
[7/3, 9:28 PM] ‪+62 822-1119-0538‬: Benarkah syaraf kepala sama halnya dengan media jalur listrik disebut negatif dan positif...jika benar.. Apakah ada kemungkinan jalur positif dan negatif tersebut bisa saling bersentuhan...jika ia .apakah dampak yg akan timbul


Salah satu aktivitas otak yang paling dominan adalah munculnya sinyal-sinyal listrik. Setiap kali berpikir, otak bakal menghasikan sinyal-sinyal listrik. Bahkan sedang santai pun menghasilkan sinyal-sinyal listrik. Apalagi sedang tegang dan stress. Sinyal itu dihasilkan oleh sel-sel yang jumlahnya sekitar 100 miliar di dalam otak kita. Jadi, sebanyak bintang-bintang di sebuah galaksi.

Kalau kita lihat dalam kegelapan, miliaran sel itu memang seperti bintang-bintang yang sedang berkedip-kedip di angkasa. Setiap kali sel itu aktif, dia bakal berkedip menghasilkan sinyal listrik. Jika ada sekelompok sel yang aktif, maka sekelompok sel di bagian otak itu bakal menyala. Di sana dihasilkan gelombang dengan energi tertentu. Bahkan bisa dideteksi dari luar batok kepala dengan menggunakan alat pengukur gelombang otak, EEG atau MEG.

Dari aktifnya program-program yang tersimpan di inti sel otak. Setiap saat di otak kita muncul stimulasi-stimulasi yang menyebabkan aktifnya bagian otak tertentu. Misalnya, kita melihat mobil. Maka, bayangan mobil itu akan tertangkap oleh sel-sel retina mata kita, dan kemudian diubah menjadi sinyal-sinyal listrik yang dikirim ke otak kita. Sinyal-sinyal kiriman retina mata itu bakal mengaktifkan sejumlah sel yang bertanggung jawab terhadap proses penglihatan tersebut.

Demikian pula ketika kita membaui sesuatu. Aroma yang tertangkap oleh ujung-ujung saraf penciuman kita bakal dikirim sebagai sinyal-sinyal ke otak. Dan sinyal-sinyal itu lantas mengaktifkan sel-sel untuk membangkitkan sinyal-sinyal berikutnya. Bahkan dalam keadaan tidur, otak kita masih mengirimkan sinyal-sinyal untuk mengatur denyut jantung, pernafasan, suhu tubuh, hormon-hormon pertumbuhan, dan lain sebagainya.

Otak adalah generator sinyal-sinyal listrik yang saling terangkai menjadi kode-kode kehidupan. Jika kode-kode itu padam, maka orangnya pun meninggal. Karena, sudah tidak ada lagi aktivitas kelistrikan di sel otaknya. Berarti tidak ada lagi perintah-perintah untuk mempertahankan kehidupan.

Tidak hanya berhenti di otak, sinyal-sinyal listrik itu merambat ke mana-mana ke seluruh tubuh, lewat komando otak. Menghasilkan gerakan-gerakan atau perintah lain untuk kelangsungan hidup badan kita. Gerakan sinyal listrik tersebut memiliki kecepatan sekitar 120 m per detik. Jalur yang dilaluinya adalah ‘kabel-kabel’ saraf yang menyebar dalam sistem yang sangat kompleks.

Pengukuran kelistrikan saraf ini bisa dilakukan dengan menggunakan alat (ENG) dan menghasilkan data kelistrikan yang disebut Elektro Neuro Gram. Sedangkan untuk pengukuran kelistrikan otak menghasilkan data berupa Elektro Ensefalogram (EEG)

Aktivitas Listrik Jantung

Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya potensial aksi yang dihantarkan sepanjang membrane sel otot jantung. Jantung akan berkontraksi secara ritmik akibat adanya impuls listrik yang dibangkitkan oleh jantung sendiri: suatukemampuan yang disebut autorhytmicity. Sifat ini dimiliki oleh sel khusus ototjantung. Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung, yaitu: sel kontraktil dan selotoritmik. Sel kontraktil melakukan kerja mekanis, yaitu memompa dan sel otoritmikmengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja.
Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka yang memiliki potensial membrane istirahat yang mantap. Sel-sel khusus jantung tidak memiliki potensial membrane istirahat. Sel-sel ini memperlihatkan aktivitas pacemaker (picu jantung), berupa depolarisasi lambat yang diikuti oleh potensial aksi apabila potensial membrane tersebut mencapai ambang tetap. Dengan demikian, potensial aksi secara berkala yang akan menyebar ke seluruh jantung dan menyebabkan jantung berdenyut secara teratur tanpa adanya rangsangan melalui saraf.

Manfaat Terapi Kranio Sakral

Manfaat brain therapy relaxation...kraniosakral

Keilmuan terapi kraniosakral.sangatlah jarang yg dapat menguasai...karna itu metode ini mungkin di indonesia blm banyak yg mengetahui...skalipun dunia medis..
Skalipun mengetahui mungkin sifatnya kraniosakral bukan jenis metodenya/pola penangananya

Padahal terapi kraniosakral di negara eropa sudah dikenal masyarakat luas..dan dilakukan oleh kalangan medis,

Manfaat dan hasilnya pun sungguh luar biasa

Manfaat terapi kraniosakral
1. Sakit kepala
  - migrain
  - vertigo
2. Alzeimer
3.hypertensi
4.darah rendah
5.mata min/plus
6.stroke iskemik
7.parkinson
8.syndrom epilepsi
9.kejiwaan
   - anxietas
   - phanick disorder
   - stress
   - dll
10. Syaraf kejepit (HNP)
11. Kolesterol
12. Insomnia
Dll..
(Ammhakiem)

Rumah sehat Thera Afiat
Jl Kelapa Sawit Raya Blok DD No.15
Kelapa Gading
Telp 08111494599


Prognosis Stroke


PROGNOSIS stroke

Banyak penderita yang mengalami kesembuhan dan kembali menjalankan fungsi normalnya.
Penderita lainnya mengalami kelumpuhan fisik dan menatal dan tidak mampu bergerak, berbicara atau makan secara normal.

Sekitar 50% penderita yang mengalami kelumpuhan separuh badan dan gejala berat lainnya, bisa kembali memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri.
Mereka bisa berfikir dengan jernih dan berjalan dengan baik, meskipun penggunaan lengan atau tungkai yang terkena agak terbatas.

Sekitar 20% penderita meninggal di rumah sakit.
Yang berbahaya adalah stroke yang disertai dengan penurunan kesadaran dan gangguan pernafasan atau gangguan fungsi jantung.

Kelainan neurologis yang menetap setelah 6 bulan cenderung akan terus menetap, meskipun beberapa mengalami perbaikan.

Prognosis dan Diagnosis

Perbedaan kata diagnosis dan prognosis

Diagnosis
 adalah hasil dari evaluasi dan itu mencerminkan temuan. Evaluasi disini berarti upaya yang dilakukan untuk menegakan atau mengetahui jenis penyakit yang diderita oleh seseorang atau maslah kesehatan yang dialami oleh masyarakat. Setelah dilakukan diagnosis dari suatu kondisi tertentu barulah tindakan prognosis dapat dilakukan.

 Prognosis adalah yang digunakan dalam menyampaikan suatu tindakan untuk memprediksi perjalanan penyakit yang didasarkan pada informasi diagnosis yang tersedia. istilah medis ini yang menunjukkan prediksi dokter tentang bagaimana pasien akan berkembang, dan apakah ada kemungkinan pemulihan. Istilah ini juga sering digunakan dalam laporan medis dari pandangan dokter pada suatu kasus. Ammhakim

Syaraf kranial



Pembahasan pada artikel kali ini adalah tentang ilmu saraf dengan judul 12 Saraf Kranial dan Fungsinya. Pada tubuh manusia terdapat 2 jenis sistem saraf utama, yaitu Sistem Saraf Pusat (SSP) dan Sistem Saraf Tepi (SST). Saraf kranial termasuk ke dalam sistem saraf tepi yang menghubungkan reseptornya langsung ke otak. Langsung saja disimak pembahasan berikut ini

A.  PENGERTIAN SARAF KRANIAL
Saraf kranial atau dalam bahasa latin disebut dengan Nervus Craniales adalah 12 pasang saraf pada manusia yang mencuat langsung dari otak manusia. Berbeda halnya dengan saraf spinal yang mencuat dari tulang belakang manusia. Pasangan saraf kranial diberikan nomor sesuai dengan letaknya dari depan smapai belakang. Dari 12 pasang saraf kranial, terdapat 3 saraf kranial yang berperan sebagai saraf sensoris, 5 pasang sebagai saraf motorik, dan 4 pasang saraf sebagai saraf gabungan (motorik dan sensorik).

Saraf kranial merupakan bagian dari susunan sistem saraf tepi, walaupun letaknya yang berdekatan dengan sistem saraf pusat (SSP). Saraf kranial sendiri terhubung ke organ-organ di tubuh manusia, seperti mata, telinga, hidung, tenggorokan, dan lain-lain.
(
Ammhakim)

ACL

Rekonstruksi Kerusakan Anterior Cruciate Ligament (ACL) dengan Arthroskopi
Rekonstruksi Anterior Cruciate Ligament(ACL)Rumah Sakit Mitra Kemayoran
Anterior cruciate ligament (ACL) adalah jaringan pada sendi lutut yang menghubungkan tulang tibia (tungkai bawah) dengan tulang femur (paha). Ligamen ini yang mencegah terjadinya pergeseran tulang tibia sewaktu kita beraktifitas. Ligamen ini sangat kuat dan terletak pada bagian tengah sendi lutut dan menyilang dibagian depan. Fungsi ligamen ini untuk menstabilkan sendi lutut pada gerakan translasi (gerakan depan dan belakang) dan rotasi (gerakan berputar).

arthroscopyAnterior cruciate ligament (ACL) sering mengalami cedera pada olahraga lari, lompat dengan gerakan berputar (pivot) dan berbelok yang tiba-tiba pada lutut seperti sepakbola, volley, basket. Anterior cruciate ligament (ACL) juga dapat mengalami cedera pada waktu jatuh dengan tungkai bawah (tibia) terdorong kebelakang terhadap tulang paha (femur) seperti pada waktu jatuh akibat tackle pada sepak bola dan kecelakaan lalulintas. Sebab lain adalah lompatan dengan lutut lurus yang berlebihan (hiperekstensi)
Derajat kerusakan ACL ini tergantung posisi lutut, arah dan besar kekuatan benturan pada lutut waktu cedera.
Cedera pada Anterior cruciate ligament (ACL) sering terjadi pada usia antara 15-25 terutama yang aktif berolahraga dan wanita lebih sering dibanding pria.
Kerusakan yang timbul akibat cedera ACL pada 40% kasus sering disertai dengan kerusakan satu atau kedua meniscus.

Sekilas Anatomi Lutut
Lutut terdiri dari 3 buah tulang yaitu tulang paha (femur), tungkai bawah (tibia) dan tempurung lutut (patella). Tulang ini dilindungi oleh tulang rawan yang sangat licin dan lembut disebut cartilage sehingga dapat bergerak lancar tanpa hambatan. Pada arthritis kerusakan terjadi pada tulang rawan ini.

Ligamen

Ligamen merupakan jaringan ikat yang kuat sebagai pengikat 2 tulang dan menstabilkan lutut. Didalam lutut terdapat 2 buah ligamen utama, yaitu:

The anterior cruciate ligament (ACL)
The posterior cruciate ligament (PCL)
Keduanya berjalan melintang ditengah lutut (disebut cruciate) mengontrol gerakan kedepan dan belakang lutut. ACL terutama mengontrol gerakan berlebihan kearah depan (translasi)serta rotasi lutut, sehingga sering mengalami cedera pada gerakan rotasi yang berlebihan.

2 Ligamen utama lain diluar lutut adalah medial collateral ligament (MCL) dan lateral collateral ligament (LCL) pada bagian dalam dan luar lutut. Kedua ligamen ini berfungsi menstabilkan lutut pada gerakan menyamping (sideway).

Meniscus

Meniscus merupakan struktur seperti bulan sabit diantara tulang paha dan tibia berjumlah 2 buah pada bagian dalam dan luar, dinamakan medial meniscus dan lateral meniscus.

Kedua meniscus berfungsi sebagai shock absorber dalam lutut dan menyebarkan tekanan sewaktu terkena beban.

Meniscus dapat robek pada gerakan rotasi yang berlebih pada lutut, sehingga sering robek bersama-sama ACL.
Gejala Kerusakan ACL
Gejala awal berupa nyeri langsung saat cedera disertai suara dari lutut akibat putusnya ligament dan timbul bengkak yang terjadi beberapa waktu setelah cedera.

Setelah nyeri dan bengkak berkurang lutut terasa tidak stabil (giving way) dan seperti seakan lutut lepas (loose). Pasien merasa berjalan melayang seperti menggunakan sepatu roda karena perasaan tidak stabil pada lutut.
Diagnosa Kerusakan ACL
Kerusakan ACL ditegakkan berdasarkan :
• Pemeriksaan Dokter Bedah Orthopedi
• Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Fisik
Riwayat penyakit sangat penting untuk diketahui meliputi
• Kapan dan bagaimana cedera yang terjadi, untuk juga mengetahui kemungkinan cedera struktur lain didalam lutut.
• Ketidakstabilan lutut yang terjadi dan gerakan apa yang dapat menimbulkannya
Pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter sangat penting dan dapat mengetahui secara pasti cedera apa saja yang terjadi pada lutut.
Pemeriksaan khusus yang simple dan sering dilakukan, dengan lutut ditekuk 30o tungkai bawah ditarik dan timbul gerakan yang berlebihan pada lutut dengan cedera ACL dibandingkan lutut yang normal disebut Lachman test. Juga dapat dilakukan pada lutut yang ditekuk 90o (anterior drawer sign) atau pemeriksaan lain yang lebih kompleks dengan gerakan lutut rotasi dan ditekuk (pivot shift test).
Setelah pemeriksaan fisik ini dokter dapat menegakkan dignosa adanya kerusakan ACL. Pemeriksaan lain dilakukan untuk mengetahui adanya kerusakan struktur lain lutut yang timbul bersamaan kerusakan ACLPemeriksaan X ray
Cedera lutut memerlukan X ray untuk mengetahui kemungkinan adanya kerusakan tulang pada tempat menempelnya ligament. Adanya tulang yang lepas dapat terlihat pada pemeriksaan x ray ini.
Magnetic resonance imaging (MRI)
Magnetic resonance imaging (MRI) adalah pemeriksaan non invasive yang sangat berguna untuk memperlihatkan struktur lutut dengan sangat baik. Pemeriksaan dapat memperlihatkan selain kerusakan ACL juga kerusakan ligament lain dan meniscus.
APA YANG DAPAT DILAKUKAN PADA CEDERA ACL
SEGERA SETELAH CEDERA
Tujuan pengobatan awal ini adalah untuk mengurangi nyeri dan bengkak yang terjadi, selanjutnya untuk regain gerakan lutut dan kekuatan otot lutut. Walaupun tindakan operasi nantinya akan dilakukan pengobatan awal ini sangat penting untuk mengurangi komplikasi yang mungkin timbul setelah operasi.
Tindakan yang harus dilakukan (disingkat R.I.C.E)
• Rest – lutut diistirahatkan dengan tidak digunakan untuk berjalan dahulu sampai bengkak hilang
• Ice – Lakukan kompres dengan es atau air dingin untuk mengurangi bengkak dan nyeri
• Compression – Lakukan balutan dengan compression bandage (elastic verband) untuk mengurangi bengkak
• Elevation – Berbaring dengan tungkai ditinggikan untuk mengurangi bengkak.
TINDAKAN OPERATIF
Kerusakan ACL hanya dapat diperbaiki dengan menggantinya menggunakan tendon yang berasal dari bagian lain tubuh. Gold standar rekonstruksi ACL adalah dengan menggunakan tehnik arthroskopi. Tendon yang digunakan berasal dari tubuh sendiri (Autograf), yang sering digunakan adalah ligament patella dan harmstring. Dibandingkan operasi konvensional dengan sayatan yang besar, arthroskopi lebih superior, karena:
• Mudah melihat dengan jelas bagian dalam lutut
• Sayatan kecil sehingga kesakitan yang diderita pasien lebih ringan
• Pada saat yang sama dapat melihat dan menanggulangi kerusakan struktur lain lutut yang cedera
• Resiko lebih rendah
• Rehabilitasi lebih cepatPERSIAPAN OPERASI
Tergantung usia persiapan operasi meliputi pemeriksaan darah, urine rutin, thorax photo dan EKG.
Program rehabilitasi post operasi dan persiapan brace (alat bantu) didiskusikan sebelum operasi dilakukan.
Anastesi biasanya dengan spinal anastesi (regional anastesi) berupa suntikan anastesi di tulang belakang.RECOVERY SETELAH REKONSTRUKSI ACL.Pasien dirawat biasanya semalam di rumah sakit. Untuk mobilisasi pasien dapat langsung berjalan dengan menggunakan tongkat. Kontrol luka operasi dilakukan seminggu sekali selama 2 minggu. Tongkat tidak digunakan lagi setelah 2 minggu.
Brace digunakan oleh pasien sampai dengan 2-3 bulan. Sejak awal pasien dapat menginjakan kakinya untuk berjalan, bulan pertama dengan lutut tetap lurus (straight) kemudian bulan kedua tetap menggunakan brace dengan lutut bisa ditekuk 90o. Pada waktu berbaring brace dilepas dan lutut dilatih untuk ditekuk.
Berjalan tanpa brace dapat dilakukan 2-3 bulan setelah operasi. Jalan cepat dan naik turun tangga dilakukan setelah 3 bulan. Jogging dapat mulai dilakukan setelah 4 bulan dan olahraga seperti volley, sepakbola dilakukan setelah 6 bulan.
Pada atlet professional 90% dapat kembali berprestasi seperti sediakala dan pada level sebelum cedera sehingga pada orang awam tidak ada masalah untuk aktifitas setelah operasi.
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul meliputi infeksi, kekakuan pasca operasi, nyeri pasca operasi. Jarang komplikasi yang sifatnya fatal sehingga disebut sebagai operasi dengan ‘economical risk factor’.
Dr. Roy Edwards, SpOT

Minggu, 12 Februari 2017

Lutut Berbunyi


KENAPA LUTUT BERBUNYI KREKK...

Struktur lutut terdiri atas otot, tulang, kapsul, tulang rawan, meniskus (bantalan lutut), ligamen (jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang), tendon (jaringan yang menghubungkan tulang dengan otot) serta saraf.

Bila timbul gangguan atau kelainan pada salah satu bagian ini dapat menyebabkan gangguan pergerakan lutut maupun timbul bunyi saat lutut bergerak. Bila Anda mengalami keluhan lutut yang berbunyi tanpa disertai rasa sakit (saat berbunyi), kondisi ini dapat disebabkan oleh gelembung udara dalam sendi, regangan pada tendon maupun ligamen.

Namun bila lutut berbunyi disertai dengan rasa sakit, kemungkinan kondisi ini dapat disebabkan oleh cedera pada ligamen, cedera meniskus, atau radang sendi (arthritis). Kondisi ini dapat saja berhubungan dengan riwayat cedera/benturan pada lutut yang tidak ditangani dengan baik.

Untuk memastikan penyebabnya sebaiknya konsultasikan dan lakukan terapi pada Ahlinya.

Berikut ini anjuran yang dapat dilakukan secara mandiri :
* Batasi kegiatan yang memberikan tekanan berlebihan pada sendi lutut (berlari atau berdiri terlalu lama, naik-turun tangga)
* Turunkan berat badan yang berlebihan
* Jika lutut terasa ngilu atau sakit nyeri istirahatkan kaki agar lutut terhindar dari tekanan
* Mengompres lutut dengan es dapat meredakan rasa nyeri/ngilu
* Berbaring dengan mengangkat kaki, sehingga posisi kaki lebih tinggi dari jantung
* Selalu lakukan pemanasan sebelum berolahraga.
Source Nurcholiq


 Http://pemijit.blogspot.com
Http://theraafiat.blogspot.com

Rumah Sehat Thera Afiat
Jl. Kelapa Sawit Raya Blok DD no.15
Kelapa Gading
Jakarta Utara
Telp/wa 08111494599
087883171247


Jumat, 20 Januari 2017

Pengapuran Sendi Lutut



Pengapuran sendi Lutut (osteoarthritis)

Pengapuran sendi (osteoarthritis) tidak sama dengan pengeroposan tulang (osteoporosis). Pengapuran adalah penyakit di dalam sendi, sedangkan osteoporosis adalah penyakit di tulang.

Osteoporosis atau pengeroposan tulang tidak memberikan gejala, tidak menyebabkan nyeri, kecuali jika terjadi patah tulang karena tulang rapuh.

Sebaliknya, perkapuran sendi (osteoarthritis) selalu menimbulkan nyeri, terutama di sendi lutut. Perkapuran pada sendi lutut biasanya akan timbul pada usia lebih dari 50 tahun.

Hasil sinar X
Keluhan-keluhan yang diderita pasien osteoarthritis berupa:

1. Nyeri, yang bisa bertambah hebat dengan bertambahnya aktifitas.
Pada keadaan lanjut, nyeri tetap timbul walaupun sedang istirahat.
Sendi Lutut menjadi kaku dan tidak dapat dilipat / ditekuk dengan sempurna.
Sering tungkai jadi berbentuk 'O' atau 'X'.

2. Timbul bunyi di sendi lutut setiap kali bergerak.

3. Timbul bengkak.
Pengobatan Perkapuran (Osteoarthritis/OA) sendi lutut sangat beragam, tergantung dari tingkat keparahan perkapuran itu sendiri. Ada dua faktor yang sangat berpengaruh untuk terjadinya perkapuran sendi lutut: Usia (> 50 tahun) dan Berat badan (gemuk).
Pada kasus perkapuran sendi lutut yang dini, pengobatan mulai dengan pengurangan berat badan, beberapa latihan khusus lutut, pemakaian alat bantu seperti tongkat. Pada kasus perkapuran yang lebih lanjut, perlu ditambahkan beberapa obat-obatan atau herbal.

4. Arthroscopy (Operasi Teropong Sendi Lutut)
Pada tahap berikutnya dimana pengobatan-pengobatan di atas tidak memberikan hasil yang memuaskan, kadang-kadang diperlukan tindakan pembedahan / operasi.
Operasi untuk perkapuran sendi lutut yang sederhana adalah Arthroscopy atau sering dikenal sebagai operasi 'Teropong Sendi Lutut'.

5. Urut sendi
Untuk pengobatan tradisional bisa diurut atau dengan terapi moksa.
Sedangkan obat tambahan bisa dengan herbal atau jamu2.

Untuk saraf dan otot bisa di urut sendi  sedangkan pengapuran sendinya bisa diobati dengan  jamu yang khusus untuk osteoarthritis/rematik.
 Sakit sendi bisa hubungi Rumah Sehat Thera Afiat.

Http://pemijit.blogspot.com
Http://theraafiat.blogspot.com

Rumah Sehat Thera Afiat
Jl. Kelapa Sawit Raya Blok DD no.15
Kelapa Gading
Jakarta Utara
Telp/wa 08111494599
087883171247